Catatan Denny JA: Titiek Puspa dan Hidup yang Jenaka
- Penulis : Krista Riyanto
- Sabtu, 12 April 2025 07:44 WIB

Lagu ini merayakan rumitnya cinta—dan justru di situlah kekuatannya. Dalam lirik yang tampak jenaka, tersembunyi potret jujur tentang daya tarik yang tak logis.
Cinta tak lahir dari logika atau kalkulasi estetika. Rambut, mata, hidung—semuanya “biasa saja.” Namun justru hal biasa itulah yang memikat.
Di balik “apanya dong?”, kita temukan kebingungan batin yang tulus: mengapa aku jatuh hati, padahal tak ada yang istimewa?
Irama ceria dan pengulangan absurd seperti “dang ding dong” menjadi simbol dari pikiran yang berputar-putar. Itu antara malu, gengsi, dan ketertarikan yang tak terhindarkan.
Lagu ini membebaskan kita dari tuntutan sempurna dalam cinta. Ia menunjukkan: jatuh cinta tak perlu alasan, dan seringkali, yang paling membekas justru yang paling lucu dan membingungkan.
-000-
3. Dansa Yo Dansa (1980)
Dansa Yo Dansa lagu yang dirilis pada tahun 1980 dengan nuansa yang ceria. Ia mengajak pendengarnya untuk menari dan melupakan kesedihan.
Lirik:
Dansa yo dansa buat apa kau bermuram durja.