DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Titiek Puspa dan Hidup yang Jenaka

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

-000-

Di tengah derasnya arus musik digital dan budaya populer yang sering kali mengangkat tema kesedihan atau pemberontakan, karya Titiek Puspa tetap relevan. 

Lagu-lagunya mengingatkan kita hidup tak selalu harus serius atau penuh drama. Generasi masa kini dapat belajar dari cara Titiek Puspa menyampaikan pesan sederhana dengan irama ceria.

Kebahagiaan bisa ditemukan dalam hal-hal kecil, seperti menari, tersenyum, atau bahkan menertawakan diri sendiri. Dalam dunia yang semakin kompleks, musiknya menjadi oasis yang menawarkan pelarian sehat sekaligus refleksi ringan.

Titiek Puspa mengajarkan kita jenaka bukanlah pelarian dari realitas, melainkan cara paling lembut untuk memeluknya. 

Ia merangkai cinta yang repot, rindu yang kikuk, dan duka yang muram ke dalam lagu-lagu yang mengundang senyum. 

Melalui Jatuh Cinta, Apanya Dong, dan Dansa Yo Dansa, ia menyampaikan bahwa hidup tak harus dimengerti sepenuhnya. Kadang hidup cukup ditertawakan, dinikmati, dan dijalani dengan ringan.

Di balik irama ceria, tersembunyi filsafat hidup: tawa bisa menjadi obat, dan gerak bisa menjadi doa. 

Hidup yang jenaka bukan hidup yang menyepelekan, tapi yang menyadari betapa rapuhnya manusia. Lalu ia memilih merayakan kerentanannya dengan sukacita.

Dalam dunia yang sering menyesakkan, Titiek Puspa hadir seperti jendela yang dibuka ke arah cahaya. Ia pergi, namun ajarannya tinggal: jangan lupa menari, jangan takut tertawa, sebab itulah tanda jiwa yang telah matang.***

Halaman:

Berita Terkait