DECEMBER 9, 2022
Puisi

Budaya Patriarki dan Ternyata Suamiku Teroris: Pengantar dari Denny JA Untuk Buku Puisi Esai Mila Muzakkar

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Lihatlah dunia kita. Berapa banyak perempuan yang tidak bisa memilih siapa yang mereka nikahi? Berapa banyak perempuan yang kariernya dihentikan hanya karena “sudah waktunya menikah”? Berapa banyak perempuan yang impiannya dikorbankan atas nama “kodrat”?

Patriarki tidak sekadar menindas perempuan secara fisik, tetapi juga membunuh kemungkinan-kemungkinan mereka. Itu adalah perampokan yang tidak kasat mata, tapi dampaknya terasa dalam seluruh aspek kehidupan.

Kedua: Patriarki Membiarkan Kekerasan terhadap Perempuan Berlanjut

Di banyak tempat, perempuan diperlakukan seperti barang yang bisa digunakan, dipukul, dan dibuang. Kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, dan bahkan pembunuhan atas nama “kehormatan” masih dianggap wajar di banyak budaya yang dikendalikan oleh patriarki.

Ketika Mariam dipukuli oleh suaminya karena makanan yang ia masak tidak sesuai selera, ia tidak melawan. Bukan karena ia tidak ingin, tetapi karena ia tahu bahwa dunia tidak akan berpihak padanya.

Perempuan dalam sistem patriarki sering kali tidak hanya menjadi korban kekerasan, tetapi juga sistem hukum dan sosial yang melindungi pelaku.

Di dunia nyata, statistik menunjukkan mayoritas kasus kekerasan terhadap perempuan tidak pernah dilaporkan. Mengapa? Karena perempuan sering kali dipersalahkan atas penderitaan mereka sendiri.

• Diperkosa? “Pakaianmu terlalu terbuka.”

• Dipukuli suami? “Mungkin kamu kurang patuh.”

• Dilarang bekerja? “Kamu harus fokus pada keluarga.”

Halaman:

Berita Terkait