China Jawab Usul Donald Trump tentang Pengurangan Jumlah Senjata Nuklir
- Penulis : Abriyanto
- Sabtu, 15 Februari 2025 09:57 WIB
.jpg)
"AS yang menganjurkan 'America First', maka AS lah yang seharusnya menjadi pihak pertama yang memangkas anggaran militer," tambah Guo Jiakun.
Sedangkan pengeluaran pertahanan nasional China, kata Guo Jiakun, dalam anggaran tahunan relatif rendah.
"Pengeluaran pertahanan per kapita China dan per anggota layanan juga relatif rendah. China berkomitmen untuk pembangunan yang damai dan mengikuti kebijakan pertahanan nasional yang defensif," ungkap Guo Jiakun.
Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Tanda Tangani Revisi Doktrin Nuklir Terbaru Rusia
Guo Jiakun juga menyebut China adalah memainkan peran menjaga stabilitas di dunia yang bergejolak, kekuatan positif bagi keamanan internasional, dan pelaku dalam menjaga perdamaian. Pengeluaran pertahanan nasional China disebut terbatas untuk menjaga kedaulatan, keamanan, kepentingan pembangunan dan untuk menegakkan perdamaian dunia.
Pada masa jabatan pertamanya, Trump mencoba untuk membawa China ke dalam perundingan pengurangan senjata nuklir ketika AS dan Rusia sedang membicarakan perpanjangan pakta The New START (Strategic Arms Reduction Treaty) yaitu perjanjian penetapan batasan senjata nuklir jarak antarbenua, tapi upaya AS gagal.
Rusia menangguhkan partisipasinya dalam perjanjian tersebut selama pemerintahan Biden karena AS dan Rusia melanjutkan program besar-besaran untuk memperpanjang masa pakai atau mengganti persenjataan nuklir era Perang Dingin mereka.
Baca Juga: Inggris Kecam Keras Revisi Doktrin Nuklir oleh Rusia sebagai Tindakan Tak Bertanggung Jawab
Laporan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) pada 2023 menyebutkan, jumlah hulu ledak nuklir di seluruh dunia meningkat menjadi 9.576 pada 2023 dari tadinya 9.440 pada 2022.
Terdapat sembilan negara di dunia yang memiliki hulu ledak nuklir, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, China, India, Pakistan, Korea Utara dan Israel.
Dari 9.576 hulu ledak tersebut, sebanyak 3.844 di antaranya berada dalam posisi terpasang pada misil ataupun pesawat dan siap menyerang sewaktu-waktu. Sedangkan sisanya berstatus cadangan. Sekitar 90 persen senjata nuklir di dunia dimiliki oleh AS dan Rusia, dua rival yang tak lepas dari warisan era Perang Dingin.
Baca Juga: AS Yakin Korea Utara Siap Menggelar Uji Coba Nuklir ke-7, Hanya Menunggu Keputusan Politik
Negara-negara yang tercatat menambah jumlah hulu ledak nuklir adalah Rusia, Cina, India, Pakistan, dan Korea Utara.