China Jawab Usul Donald Trump tentang Pengurangan Jumlah Senjata Nuklir
- Penulis : Abriyanto
- Sabtu, 15 Februari 2025 09:57 WIB
.jpg)
ORBITINDONESIA.COM - Kementerian Luar Negeri China menjawab tentang harapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengusulkan pengurangan jumlah senjata nuklir maupun anggaran pertahanan AS, Rusia dan China.
"China mengikuti kebijakan 'tidak menggunakan senjata nuklir lebih dahulu' dan strategi nuklir untuk pertahanan diri. China selalu menjaga kekuatan nuklirnya pada tingkat minimum yang dipersyaratkan oleh keamanan nasional dan tidak pernah terlibat dalam perlombaan senjata dengan siapa pun," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat, 14 Februari 2025.
Presiden AS Donald Trump pada Kamis, 13 Februari 2025 mengatakan bahwa ia ingin memulai kembali perundingan pengendalian senjata nuklir dengan Rusia dan China, dan berharap ketiga pemimpin negara tersebut dapat sepakat untuk memangkas anggaran pertahanan mereka yang sangat besar hingga setengahnya.
Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Tanda Tangani Revisi Doktrin Nuklir Terbaru Rusia
Trump menyesalkan ratusan miliar dolar AS yang digunakan untuk membangun kembali persenjataan nuklir di AS dan mengatakan bahwa ia berharap untuk mendapatkan komitmen dari musuh-musuh AS agar juga memangkas pengeluaran senjata nuklir mereka.
"China siap bekerja sama dengan semua pihak untuk secara tegas mendukung rezim pengendalian senjata multilateral dengan PBB sebagai intinya dan berkontribusi pada perdamaian dan keamanan dunia," ungkap Guo Jiakun.
Guo Jiakun menyebut AS dan Rusia bersama-sama memiliki lebih dari 90 persen senjata nuklir dunia.
Baca Juga: Inggris Kecam Keras Revisi Doktrin Nuklir oleh Rusia sebagai Tindakan Tak Bertanggung Jawab
"Pelucutan senjata nuklir harus mengikuti prinsip dasar 'menjaga stabilitas strategis global' dan 'tidak mengurangi keamanan bagi semua'. Sebagai pemilik persenjataan nuklir terbesar di dunia, AS dan Rusia harus sungguh-sungguh memenuhi tanggung jawab pelucutan senjata nuklir mereka," tambah Guo Jiakun.
AS dan Rusia juga diharapkan untuk melakukan pemangkasan drastis dan substantif terhadap persenjataan nuklir mereka dan menciptakan kondisi yang diperlukan bagi negara-negara pemilik senjata nuklir lain untuk bergabung dalam proses pelucutan senjata nuklir.
"Mengenai anggaran pertahanan, izinkan saya menekankan bahwa pengeluaran militer AS mencapai 40 persen dari total pengeluaran dunia pada 2024, yang merupakan yang tertinggi di dunia, dan lebih tinggi daripada gabungan delapan negara," ungkap Guo Jiakun.
Baca Juga: AS Yakin Korea Utara Siap Menggelar Uji Coba Nuklir ke-7, Hanya Menunggu Keputusan Politik
Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS tahun anggaran 2025, ungkap Guo Jiakun, meningkatkan anggaran militer menjadi sekitar 895 miliar dolar AS.