DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Boneka yang Tertinggal di Nanking

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Aku melihat pria-pria yang ditarik dari rumah mereka,
dijajar di tepi sungai,
lalu ditembak hingga jatuh satu per satu
ke air yang berubah warna.

Aku ingin menutup mataku.
Tapi aku tidak punya kelopak.

-000-

Langit tidak pecah,
tetapi bumi yang menangis.
Di atas sungai Yangtze,
tiga ratus ribu nyawa
mengapung tanpa nama.

Wanita-wanita menjadi tanah jajahan,
tubuh mereka diperkosa,
dicabik sejarah.
Dua puluh ribu, delapan puluh ribu,
siapa yang sempat menghitung?

Lelaki dijajar, bukan untuk dihormati,
tetapi untuk ditebas.

Bayi dijatuhkan, bukan untuk ditimang,
tetapi untuk dibinasakan.

Perang dunia kedua usai.
Jenderal Matsui diadili,
tapi apakah keadilan bisa mengembalikan
mereka yang telah hilang?

Di Nanking, bangunan baru berdiri,
pasar kembali riuh dengan tawa dan warna.
Tapi di bawahnya, tulang-tulang yang tak dikuburkan
masih berbisik pada malam yang tak mendengar.

-000-

Halaman:

Berita Terkait