DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Malam Natal di Perang Dunia Pertama

image
Ilustrasi (Istimewa)

Entah dari mana, sebuah bola digulingkan.
Tak ada perintah, tak ada strategi.

Kami berlari, menendang,
bermain sepak bola,
tertawa bersama,
menjadi bocah-bocah kembali,
yang lupa perang.

Tidak ada pemenang.
Tidak ada skor.
Tidak ada perang.
Hanya ada kegembiraan.

Malam itu, tanah tak bertuan menjadi lapangan.
Mereka yang seharusnya saling membunuh
bermain dalam satu tim,
berteriak dalam bahasa yang berbeda.

Kami saling mengerti,
tanpa perlu terjemahan,
hanya melalui tatapan.

Di kejauhan, lilin-lilin menyala.
Natal telah tiba.
Bukan di gereja megah, bukan di rumah hangat,
tetapi di tempat doa yang kalah oleh senapan,
di area mayat- mayat terkubur salju.

-000-

Perdamaian ini tak diundang.
Jenderal kami tak suka.

Ketika pagi datang,
ketika langit masih menyisakan bekas cahaya lilin kami,
perintah turun dari Jenderal.

Kami harus kembali perang.
Kami harus melupakan.
Kami harus mengangkat senjata lagi,
mengarahkannya pada mereka yang semalam
memanggilku teman.

Halaman:

Berita Terkait