Pentingnya Pelatihan Jurnalistik di Sekolah untuk Meningkatkan Budaya Literasi
- Penulis : Mila Karmila
- Senin, 03 Februari 2025 00:07 WIB
Oleh Indra Pirmana*
ORBITINDONESIA.COM - Pelatihan jurnalistik di sekolah bukan hanya memberikan keterampilan teknis dalam menulis atau menyunting berita, tetapi bisa membentuk karakter peserta didik untuk menjadi individu penuh dengan ide kreatif dan gemar belajar sesuai bagian dari 7 kebiasaan anak Indonesia hebat.
Misalnya dalam menyusun sebuah berita tentang kegiatan di sekolah. Dengan adanya pelatihan ini bukan hanya tentang menghasilkan jurnalis pemula, tetapi juga tentang menciptakan generasi yang lebih cerdas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu, penting bagi sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan pelatihan jurnalistik demi mencetak generasi emas yang siap menghadapi tantangan informasi di masa depan.
Namun, kegiatan ini harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, demi meningkatkan literasi terutama di pelosok negeri.
Kenapa harus ada pelatihan jurnalistik di sekolah?
Baca Juga: Rezim Zionis Sengaja Targetkan Jurnalis yang Meliput Kejahatan Perang Israel di Gaza Palestina
Pelatihan jurnalistik di sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk keterampilan peserta didik dalam menulis, berpikir kritis, dan berkomunikasi dengan baik. Bahkan bukan hanya peserta didik. Bapak/ibu guru dan pegawai pun bisa mengembangkan keterampilan menulis.
Kapan harus mengadakan pelatihan jurnalistik? Saat peserta didik memiliki keterampilan dasar menulis. Misalnya, di tingkat SMP/MTs/Sederajat, karena peserta didik sudah mempelajari struktur dasar dalam menulis.
Apalagi pada mata pelajaran bahasa Indonesia di jenjang SMP dalam memahami materi teks berita mulai dari pengertian, ciri, struktur, hingga contoh teks berita.
Penulisan berita bisa menggunakan rumus 5W+1H, yakni, apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana.
Pelatihan jurnalistik memerlukan keterampilan menulis yang sudah cukup dasar misalnya dilaksanakan di jenjang SMP/MTs/Sederajat terlebih dahulu baru ke jenjang SMA/SMK/MA/Sederajat dan seterusnya.
Pelatihan jurnalistik bisa disesuaikan sesuai jenjang dengan pendekatan yang lebih sederhana dan fokus pada kegiatan menulis kreatif dan pengumpulan informasi dengan mendorong peserta didik untuk berkreasi dalam hal menulis.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Air Mata Jurnalis Perang, Inspirasi dari Film Lee
Misalnya di sekolah ada kegiatan isra mikraj, senam anak Indonesia hebat, kegiatan literasi sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam memperingati hari besar nasional.
Pada zaman dunia digital dan media sosial mulai berkembang sebaiknya dimulai ketika peserta didik sudah cukup mengenal dan menggunakan teknologi.
Hal ini biasanya terjadi di usia remaja, sekitar tingkat di mana peserta didik sudah terhubung dengan berbagai media digital. Dengan begitu, pelatihan jurnalistik dapat mengajarkan tentang etika menulis yang baik.
Baca Juga: Dua Jenazah Jurnalis Korban Kecelakaan Tol Pemalang Disemayamkan di Kantor tvOne
Pentingnya mengajarkan literasi media pada jenjang SMP terkait dengan perkembangan zaman yang semakin canggih. Maka, melalui pelatihan ini , pesrta didik dapat diberikan pengetahuan tentang cara mengevaluasi informasi yang mereka temui di internet dan media sosial.
Melibatkan peserta didik dalam kegiatan nyata yang memberikan pengalaman praktis lebih berharga dibandingkan hanya sekedar teori.
Dengan demikian, pelatihan jurnalistik yang disesuaikan dengan kegiatan nyata di sekolah akan sangat membantu mereka dalam mengembangkan keterampilan secara langsung. Misalnya, memahami keterampilan multimedia, kemampuan menyunting dalam menganalisis informasi.
Baca Juga: Jurnalis Sputnik, Artyom Chibarov: AI Hanya Alat Bantu Pembuatan Konten, Bukan Faktor Utama
Dengan kurikulum yang mendukung untuk pengembangan keterampilan peserta didik akan lebih siap untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka pelajari dalam dunia nyata, termasuk dalam menulis berita, membuat laporan, dan menggunakan teknologi untuk mendukung komunikasi mereka.
Pelatihan jurnalistik yang mengajarkan peserta didik untuk menulis tentang informasi di sekolah dapat mendorong mereka untuk lebih peduli terhadap dunia literasi di sekitar mereka dan memberikan kontribusi positif melalui karya jurnalistik mereka dan karyanya dapat di pajang di mading sekolah. Karena mading sekolah bisa menumbuhkan budaya diskusi dan bertukar pengetahuan misalnya membaca informasi yang baru yang ada di mading.
Peserta didik sering kali akan berdiskusi tentang topik tersebut dengan teman-temannya. Hal ini tidak hanya menambah pemahaman, tetapi juga membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan berbicara, berpikir kritis, dan berbagi pengetahuan. Bahkan, bisa diaplikasikan di lingkungan masyarakat.
Pelatihan jurnalistik di sekolah sebaiknya diberikan pada saat peserta didik sudah memiliki keterampilan dasar menulis dan berkomunikasi yang cukup, serta ketika mereka sudah mengenal dunia digital dan media sosial.
Oleh karena itu, jenjang pendidikan yang tepat untuk memulai pelatihan jurnalistik adalah mulai dari tingkat SMP hingga SMA, dengan disesuaikan dengan kegiatan sekolah yang mendukung serta rasa ingin tahu peserta didik terhadap dunia di sekitar mereka.
Dengan memberikan pelatihan ini pada waktu yang tepat, akan lebih siap untuk menghadapi tantangan dalam dunia informasi.
Pelatihan jurnalistik dapat dimulai dengan mendorong peserta didik untuk menulis tentang hal-hal yang mereka minati, melakukan wawancara, atau mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dan dapat menjadi bagian yang sangat penting untuk mendukung pembelajaran di sekolah.
Apalagi Waka MPR R1, Lestari Moerdijat menyebutkan dalam sambutannya betapa pentingnya menumbuhkan budaya literasi di masyarakat. Maka dengan adanya pelatihan jurnalistik di sekolah akan memiliki peran penting dalam membentuk keterampilan peserta didik dan berpikir kreatif khususnya di bidang literasi.
Pelatihan ini tidak hanya mengajarkan teknis menulis berita saja tetapi bisa membantu peserta didik dalam memahami nilai-nilai kejujuran. Selain itu, bisa mempersiapkan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat.
Baca Juga: Para Jurnalis Romania Bersemangat Akan Memberitakan tentang Ragam Budaya dan Tradisi Indonesia
Walaupun awalnya menulis akan terasa berat maka akan terasa mudah kalua sudah terbiasa. Karena, menulis bisa menjadi motivasi bagi orang yang ingin sukses berkarya melalui tulisan.
Dalam menciptakan tulisan yang mudah di pahami oleh pembaca,bukan perkara gampang.
Maka dengan adanya kegiatan pelatihan jurnalistik, peserta didik akan terbiasa menulis sejak dini. Bahkan nantinya selain bisa menulis berita yang baik akan terbiasa menulis cerpen, artikel, dan yang lainnya karena sudah terbiasa menulis.
Baca Juga: Jurnalis Jahat dari Media Arus Utama
*Indra Pirmana, S.Pd. adalah Pendidik di SMP Negeri 5 Payung dan Ketua MGMP bahasa Indonesia Rayon 2 Bangka Selatan). ***