DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Ibu Muslimah Mengantar Putranya Menjadi Pendeta

image
Ilustrasi (Istimewa)

Ia bergulat dengan kegelisahan batin karena keyakinannya tidak sesuai dengan apa yang tertulis. Ketika cintanya pada Maria, yang berbeda agama—terhalang aturan, ia memutuskan memperjuangkan kebebasan berkeyakinan melalui pengadilan. 

Meski perjuangannya gagal, Raimona menemukan kekuatan dalam ketenangan batin dan keberanian untuk hidup jujur dengan dirinya sendiri. 

Puisi ini menyoroti ketegangan antara formalitas agama, kebebasan spiritual, dan cinta.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Memulai Tradisi Ikut Merayakan Hari Raya Agama Lain secara Sosial

“Di Medan, kembali Raimona merenung.

Agama, pikirnya, adalah rumah.

Tapi rumah tak bisa dipaksa dibangun, di atas tanah yang belum siap.”

Baca Juga: Catatan Denny JA: Ketika Quick Count Tak Bisa Putuskan Pilkada Jakarta 2024 Satu atau Dua Putaran

Siapapun di posisi Raimona bisa berkata:

“Aku berdusta,

Berdusta pada nurani, pada dunia, pada negara.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Inilah Pentingnya Membuat Dokumentasi Sebuah Gerakan

Namun apa daya,

Halaman:

Berita Terkait