Catatan Denny JA: Ayah, Semoga Abu Jasadmu Sampai ke Pantai Indonesia
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 15 September 2024 07:45 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Di tahun 2024, seorang gadis melempar abu jasad ayahnya ke laut, sesuai wasiat sang ayah. Meski tubuhnya tak diizinkan pulang akibat prahara politik tahun 1960-an, ia berharap abu jasadnya mencapai pantai Indonesia, tanah kelahirannya.
-000-
“Pergilah, Ayah...
biarlah laut membawa engkau kembali.
Wahai samudra, ibu yang bergelombang,
bawa abu jasad Ayahku ke pantai Indonesia,
ke tanah tempat ia dilahirkan.”
Air matanya jatuh,
bercampur dengan ombak.
Rina, anak gadis Baskara, berdiri
di tepi kapal,
menggenggam abu jasad Ayah,
yang terbungkus kain putih.
Gelombang menjauh membawa abu jasad Ayah.
Anak gadis itu menjadi burung,
terbang menemani abu.
Ini wasiat terakhir Baskara:
“Jika aku tak bisa dikubur di Indonesia,
biarkan abuku yang pulang,
dihempas laut hingga berlabuh
di pantai negeriku.”
Baca Juga: Di Pembuangan Itu, Mereka Menua dan Mati: Inspirasi dari Film Eksil (2024)
Indonesia tempat ia dilahirkan,
tapi ia dilarang dikubur di sana.
Seumur hidup,
Baskara terasing.
Tahun 1965, di Beijing,
Baskara masih muda,
23 tahun, penuh harapan.
Ia dikirim Bung Karno
untuk belajar.
Ilmu pertanian,
sebagai bekal masa depan
untuk tanah airnya.1
Namun takdir berkata lain.
Gerakan 30 September pecah.
Baskara terjebak di negeri orang.
Paspor ditahan.
Hak kewarganegaraan dicabut.
Ia bukan lagi orang Indonesia,
meski darahnya,
meski cintanya,
masih melekat pada negeri itu.