Cerpen Rusmin Sopian: Perempuan Kiriman Tuhan
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 05 Januari 2025 09:02 WIB
Sudah tiga malam lelaki muda yang bernama Markudut tinggal di rumah perempuan itu. Dan sudah tiga malam pula dirinya menjadi tanggungan perempuan itu. Mulai dari makan, minum dan rokoknya menjadi tanggungan perempuan itu.
Lelaki muda itu tampaknya malu. Sebagai lelaki dia malu harus hidup dari seorang perempuan yang tak dikenalnya. Sosok yang sangat asing baginya. Apalagi dia teringat dengan nasehat ibunya sewaktu dirinya masih kecil.
" Lelaki itu harus jantan. Jangan hidup di ketiak istri. Lihat ayahmu. Pekerja keras," nasihat Ibunya.
Dan sudah tiga malam pula selama tinggal di rumah perempuan itu, dirinya selalu melihat perempuan itu pergi saat malam mulai merenta.
Baca Juga: CERPEN Syaefudin Simon: Tuhan yang Telanjang
Dan pulangnya pun saat matahari mulai menaiki langit. Dandanannya pun amat seronok. Seperti perempuan malam yang sering ditemuinya dulu ketika dirinya terseret arus deras kehidupan malam yang membuatnya menjadi kaum fakir.
Dan selama tiga malam pula dirinya hanya bertemu perempuan itu saat senja mulai menyapa penghuni bumi. Mereka berdua pun tak pernah bertegur sapa. Hanya saling tersenyum sebagai tanda basa-basi.
Sementara saat perempuan itu akan meninggalkan rumahnya, dimeja makan sudah tersaji makanan.
Baca Juga: CERPEN: Wanita yang Berjuang Demi Pacarnya yang Dipecat
Sebagai lelaki dia sangat malu. Martabat dirinya sebagai lelaki amat rendah. Tapi apa boleh buat. Dirinya tak mampu berbuat apa-apa kecuali menikmati apa yang tersaji dalam lintasan hidup.
Melawan? Percuma. Dirinya tak memiliki apapun. Harta satu-satunya adalah baju yang kini melekat di badannya saja.
Sudah bagus perempuan itu mau menampungnya. Kalau tidak bisa-bisa dia menjadi penghuni kolong jembatan. Bahkan menjadi incaran para Satpol PP untuk diuber bak binatang di rimba yang ganas.
Baca Juga: Novel Merahnya Merah Karya Iwan Simatupang yang Filosofis
Malam itu rembulan bersinar dengan terang benderang. Cahaya indahnya menerangi bumi.