DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Ekonomi KADIN Indonesia: Indonesia dan BRICS

image
Iliustrasi - Para pemimpin BRICS (Foto: Istimewa)

Kehadiran sistem pembayaran antar negara yang menjadi alternatif sistem SWIFT, akan menciptakan dualitas tata keuangan dan moneter dunia. Dampaknya akan sangat luas, struktural dan sistemik.

Pertama, dampaknya terhadap sistem moneter dunia. Sejak perang dunia kedua dan sejak sistem uang fiat diperkenalkan menggantikan sistem bretton woods berbasis emas, dominasi dollar Amerika Serikat tidak tergantikan hingga saat ini. 

Struktur neraca bank sentral berbagai negara, terutama struktur devisanya sangat terpengaruh oleh dinamika US dollar. Alasan USD menjadi sangat kuat bukan hanya karena ditopang oleh kuatnya ekonomi AS. Tetapi merupakan hasil kombinasi antara, kekuatan ekonomi AS, dominasi USD dalam transaksi ekonomi lintas negara dan monopolinya terhadap sistem pembayaran dunia (SWIFT system).

Baca Juga: Menlu RI Sugiono Akan Suarakan Solidaritas Negara Berkembang dalam KTT BRICS Plus di Kazan Rusia

Inisiatif BRICS yang dimotori China untuk menghadirkan alternatif bagi SWIFT tentu akan mengubah semua ini, cepat atau lambat. Tentu dengan catatan bahwa BRICS pun mampu menyepakati mengenai jenis mata uang yang akan mereka pergunakan di dalam sistem pembayaran yang baru itu.

Kedua, dampaknya terhadap tata perdagangan dunia. Ini menjadi perbincangan serius dikalangan ahli ekonomi. Hal yang menjadi pertanyaannya adalah apakah dengan dualitas sistem pembayaran dunia yang mungkin saja terjadi itu, pada ujungnya juga akan kemudian menciptakan dualitas tata perdagangan dunia? 

Dalam skenario terburuk perbincangan ini, para ekonom mengingatkan kemungkinan terbentuknya fenomena “decoupling of economic activity“ (keterpisahan antara dua tata aktifitas ekonomi). Di mana secara bertahap negara-negara dalam menjalankan aktivitas ekonominya memilih untuk memperbesar volume ekonomi hanya pada satu sistem atau kelompok ekonomi, dan mengurangi secara drastis eksposurnya terhadap perekenomian negara yang tidak bergabung dengan sistem atau kelompok yang diikuti.

Baca Juga: Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi Usulkan Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Kerja Sama BRICS

Belum lagi ditambah fakta akhir-akhir ini di mana kompetisi antara sebagian negara-negara BRICS dan G7 memang sangat intens. Dan dalam banyak hal tidak hanya terjadi di sektor ekonomi, tapi juga meluas kepada aspek politik, dan keamanan dunia. Skenario terburuk ini tentu sebijaknya dihindari. Karena itu, diperlukan upaya yang tepat dan matang dari para pemimpin negara untuk mengatasi ini. 

Hendak kami tekankan di sini adalah sisi besarnya kemungkinan terbentuknya dualitas sistem ekonomi, bukan atas dasar ideologi ekonomi seperti di masa lalu, di mana kapitalisme blok barat berhadapan dengan komunisme blok timur. Melainkan dualitas berdasarkan sistem pembayaran yang mendasari lalu lintas perekonomian dunia.

Dampaknya yang ketiga, juga akan terasa di sektor keuangan dunia. Baru-baru ini HSBC mengumumkan untuk mulai menggunakan CIPS (cross border interbank payment system) yang dimiliki oleh China. HSBC merupakan bank internasional pertama yang menggunakan CIPS diluar bank-bank China.

Baca Juga: Deklarasi Bersama BRICS Tegaskan Perlunya Gencatan Senjata di Gaza

HSBC memiliki aset sebesar USD 3,038 trilliun dan beroperasi di lebih dari 60 negara. Seiring dengan perjalanan waktu, akan makin banyak perbankan global yang karena eksposurnya terhadap perekonomian BRICS akan turut menggunakan sistem ini.

Halaman:
1
2
3

Berita Terkait