Jubir Kemlu Mao Ning: Menganggap China Sebagai Pesaing Jangka Panjang Menunjukkan Hegemoni AS
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 09 Oktober 2024 01:16 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengungkapkan, anggapan Amerika Serikat (AS) bahwa China adalah pesaing hanyalah menunjukkan hegemoni AS.
Pernyataan Mao Ning tersebut menyusul tulisan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dalam jurnal "Foreign Policy" edisi November/Desember 2024, yang menyebut China sebagai satu-satunya negara yang punya niat dan sarana untuk membentuk ulang sistem internasional.
"Pandangan AS tentang lanskap internasional dan definisinya tentang hubungan dengan China melalui lensa persaingan strategis menunjukkan bagaimana AS berpegang teguh pada mentalitas Perang Dingin. Memperlakukan China sebagai pesaing strategis jangka panjang dan tantangan penentu menunjukkan AS memproyeksikan sejarah dan mentalitas hegemoninya ke negara lain," kata Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Selasa, 8 Oktober 2024.
Baca Juga: Menlu China Wang Yi: Perang di Timur Tengah Ungkap Kemunafikan Amerika Serikat Dalam Isu HAM
Mao Ning menyebut pernyataan pejabat tinggi AS yang tanpa dasar itu bukan untuk pertama kalinya.
"Kami telah menjelaskan lebih dari sekali bahwa persaingan negara besar bukanlah hal yang dibutuhkan dunia dan sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah AS atau mengatasi tantangan yang dihadapi dunia," ungkap Mao Ning.
Kesalahan penilaian yang parah terhadap hubungan China dan AS, kata Mao Ning, tidak akan memenuhi kepentingan mendasar kedua negara atau memenuhi harapan bersama masyarakat internasional.
Baca Juga: Kemenlu Sosialisasikan Manfaat Kartu Diaspora ke Warga Indonesia di Shanghai China
"China selama ini telah menjadi penegak perdamaian dunia, kontributor bagi pembangunan global, dan pembela tatanan internasional. Faktanya, AS-lah, bukan negara lain, yang telah melakukan persaingan tidak adil, mengambil tindakan agresif, terus-menerus memamerkan kekuatannya dan memaksakan kehendak kepada negara lain," tambah Mao Ning.
Dalam tulisan berjudul Strategi Pembaruan Amerika, Membangun Kembali Kepemimpinan untuk Dunia Baru (America's Strategy of Renewal Rebuilding Leadership for a New World) tersebut, Menlu Blinken mengatakan Presiden AS Joe Biden menjelaskan, sejak awal berniat akan memperlakukan Beijing sebagai "tantangan kecepatan" AS atau pesaing strategis jangka panjang paling penting.
Blinken menyebut pemerintah AS melakukan upaya yang gigih untuk melindungi teknologi tercanggih AS; membela pekerja, perusahaan, dan masyarakat Amerika dari praktik ekonomi yang tidak adil; dan melawan agresi China yang semakin meningkat di luar negeri dan penindasan di dalam negeri.
AS juga disebut membuat saluran khusus dengan sekutunya untuk berbagi penilaian Washington tentang risiko ekonomi dan keamanan yang ditimbulkan oleh kebijakan dan tindakan Beijing.
Meski demikian, Blinken mengatakan hubungan AS-China berlanjutkan di lingkup militer-ke-militer dan menggarisbawahi bahwa perbedaan pendapat yang serius dengan China tidak akan menghalangi AS untuk mempertahankan hubungan komersial yang kuat dengan negara tersebut.
Menlu Blinken juga mengatakan bahwa AS tidak akan membiarkan gesekan dalam hubungan AS-China menghalangi kerja sama pada prioritas yang penting bagi rakyat Amerika dan seluruh dunia, seperti menangani perubahan iklim, menghentikan aliran obat-obatan sintetis dan mencegah proliferasi nuklir.***