Presiden Xi Jinping dan Raja Malaysia Bertemu di Beijing, Bahas Peradaban China - Islam
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 22 September 2024 03:05 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden China Xi Jinping dan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Ibrahim melakukan pertemuan resmi di Beijing untuk membahas sejumlah isu bilateral termasuk saling belajar antara peradaban Tionghoa dan Islam.
"Presiden Xi Jinping menunjukkan bahwa meski China dan Malaysia saling berhadapan di seberang lautan tapi persahabatan kedua negara telah berjalan selama ribuan tahun. Kedua negara memperdalam pertukaran masyarakat dan saling belajar antara peradaban Tiongkok dan peradaban Islam," demikian disebutkan dalam pernyataan tertulis di laman Kementerian Luar Negeri China pada Sabtu, 21 September 2024.
Pertemuan Presiden Xi Jinping dan Sultan Ibrahim itu berlangsung pada Jumat, 20 September 2024 sore di Balai Besar Rakyat, Beijing sebagai bagian dari lawatan kenegaraan pertama Raja Malaysia setelah naik tahta pada 31 Januari 2024.
Baca Juga: Kemlu RI Bantu Pemulangan 179 Pekerja Migran Indonesia Kelompok Rentan yang Ditahan di Malaysia
Sejak terjalinnya hubungan diplomatik pada 1974, China dan Malaysia disebut selalu hidup rukun dan saling membantu, China juga sedang mendorong keterbukaan dan dapat menjadi peluang baru bagi kerja sama antara China dan Malaysia.
"China ingin bekerja sama dengan Malaysia untuk meneruskan tradisi baik mereka, menjadi tetangga dekat yang bersahabat selama beberapa generasi, mitra tulus yang bekerja sama untuk pembangunan, sahabat karib seperti layaknya saudara dan kekuatan penting untuk bersama-sama mempromosikan perdamaian dan mendorong pembangunan masing-masing," demikian disebutkan dalam pernyataan tersebut.
Presiden Xi menekankan bahwa China ingin mengintensifkan lawatan tingkat tinggi dengan Malaysia, meningkatkan komunikasi strategis, dan saling mendukung dalam isu-isu kepentingan inti masing-masing negara.
Baca Juga: Malaysia Mengutuk Keras Kekejaman Zionis Israel di Wilayah Palestina Gaza dan Tepi Barat
China juga disebut mendukung konsep "Malaysia yang makmur" dan bersedia berbagi pengalaman dengan pemerintahan Malaysia, memperkuat strategi pembangunan, bersama-sama membangun "Belt and Road Initiative" berkualitas tinggi, dan bersama-sama melaksanakan proyek-proyek utama seperti "Two Countries, Two Parks" dan "East Coast Railway", memperkuat kerja sama bidang pertanian dan pengentasan kemiskinan, memanfaatkan potensi kerja sama industri teknologi tinggi seperti energi baru dan ekonomi digital.
"Selain itu juga dapat memperkuat kerja sama di bidang pendidikan tinggi, penelitian ilmiah bersama dan saling pengertian di antara masyarakat. China dan Malaysia adalah bagian penting di Asia-Pasifik sebagai sesama negara berkembang dan 'emerging market'," demikian dalam keterangan tersebut.
Presiden Xi juga mengatakan mendukung Malaysia saat menjadi ketua bergilir ASEAN pada tahun depan dan bersedia bekerja sama dengan Malaysia untuk mempromosikan kerja sama Asia Timur dan integrasi ekonomi regional, memperkuat komunikasi dan koordinasi mengenai isu-isu penting dan internasional, serta berkontribusi dalam menjaga stabilitas regional.
Baca Juga: Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Terima Kunjungan Menhan Prabowo Subianto di Istana Negara Kuala Lumpur
Sedangkan Sultan Ibrahim mengatakan bahwa Malaysia adalah salah satu negara ASEAN pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan China sekaligus yang menjalin kemitraan strategis komprehensif dengan Tiongkok.