Catatan Denny JA: Untuk Mereka yang Terbuang di Tahun 1960-an
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 06 Oktober 2024 18:13 WIB
Buku ini mengisahkan konflik-konflik besar, seperti pertikaian Islam vs Kristen di Maluku, konflik suku Madura vs Dayak di Sampit, kerusuhan anti-Tionghoa di Jakarta, bentrokan suku Bali dengan penduduk asli di Lampung Selatan, serta pengusiran komunitas Ahmadiyah di NTB.
Konflik-konflik ini menggambarkan betapa rapuhnya kebebasan politik jika tidak disertai dengan keadilan sosial dan kerukunan antar-komunitas.
Buku ketiga adalah “Yang Tercecer di Era Kemerdekaan” (2024), yang menyoroti derita para korban kolonialisme dan pendudukan Jepang di Indonesia.
Baca Juga: ORASI DENNY JA: Kisah Cinta Tanah Air di Dalam Film Eksil
Buku ini mengisahkan nasib para pekerja Romusha yang dipekerjakan paksa oleh penjajah Jepang, gadis-gadis pribumi yang dipaksa menjadi penghibur tentara Jepang, serta perempuan pribumi yang dijadikan gundik oleh tuan-tuan Belanda, yang dikenal sebagai para Nyai.
Buku ini mengangkat suara-suara mereka yang terlupakan dalam narasi besar perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ada juga buku puisi esai: Kutunggu di Setiap Kamis (2018). Buku ini merekam keluarga yang setiap kamis unjuk rasa dengan payung hitam, mencari anggota keluaganya, yang tak kunjung pulang.
Baca Juga: Puisi Denny JA: Pesan yang Dibawa Seekor Burung yang Hinggap di Pundakku
Buku tentang eksil tahun 1960-an ini melanjutkan upaya saya untuk merekam sejarah Indonesia dari perspektif korban. Mereka tidak selalu menjadi sorotan utama dalam narasi besar sejarah nasional.
Setiap buku dalam rangkaian ini adalah upaya untuk memberikan suara kepada mereka yang suaranya hilang dalam hiruk-pikuk sejarah.
-000-
Baca Juga: Puisi dari Susilawati Tentang Duhai Hati
Kembali ke Indonesia bukan hanya soal fisik. Ini adalah tentang pemulihan identitas, tentang penerimaan dari negara yang pernah menganggap mereka pengkhianat.