Oleh Syaefudin Simon*
ORBITINDONESIA.COM - Namanya tertulis mentereng. Dua kali menjadi tim pengacara calon presiden di Mahkamah Konstitusi, Prabowo Subianto (2019) dan Ganjar Pranowo (2024).
Tapi persinggahannya kalau dalam perjalanan, dari masjid ke masjid. Itulah advokat senior Dr. TM Luthfi Yazid, SH, LLM. Alumnus UGM Yogya dan Warwick University, London.
Baca Juga: Syaefudin Simon: Dari Kisah Burung Sampai Frugal Life
Selasa, 1 Oktober 2024, aku bertemu advokat Luthfi Yazid (LY) tersebut di teras masjid Darul Hikmah Rawa Lumbu Bekasi. Ia tengah menunggu salah seorang kliennya di Bekasi.
Semula saat LY memberi tahu sedang berada di Bekasi dan minta aku menemaninya, aku menduga, ia sedang ngopi di cafe elit yang berada di teras mall mewah Sumarecon. Eh tahunya, setelah LY ngeshare lokasinya, tempatnya adalah masjid Darul Hikmah. Saat itu teras masjid pun ramai dengan pengajian ibu-ibu majelis taklim kampung Rawalumbu, Bekasi.
Bro, kenapa menunggu kliennya di masjid, bukan di cafe atau teras hotel bintang lilma seperti kebiasaan advokat terkenal? Aku bertanya.
Baca Juga: Syaefudin Simon: Salim Said dan Dua Raja Jawa
Ah tidaklah. Aku suka menunggu klien di teras masjid. Di sini bisa salat sunah dan bertemu masyarakat. Menunggu klien di masjid mengingatkan aku akan pentingnya membela kebenaran dan keadilan. Kebenaran dan keadilan hanya bisa eksis ketika kita mengingat Allah dengan hati yang jujur dan tulus.
Hati manusia, kata LY mengutip penyair Jalaludin Rumi, adalah rumah Tuhan. Masjid juga rumah Tuhan. Tempat kebenaran dan keadilan. Jelas pria kelahiran Jember yang suka membela wong cilik itu.
Penjelasan eseis tentang hati manusia, masjid dan Rumah Tuhan tersebut sangat inspiratif. Maklum, ia rajin membaca buku-buku sastra dan filsafat Islam.
Baca Juga: Syaefudin Simon: Lukisan Denny JA dan Tragedi Terbesar Dunia Abad 21 di Mahakam 24
LY bercerita, selama 31 tahun menjadi advokat, tak pernah sekali pun menerima atau meminta suap. Itu hal terlarang. Haram.