Berziarah ke Borobudur, Denny JA Terhubung ke Masa Silam
- Penulis : Krista Riyanto
- Minggu, 08 September 2024 15:54 WIB
Raffles kemudian menulis tentang Borobudur dalam bukunya “The History of Java". Ia menggambarkan keindahan dan kekagumannya terhadap candi ini.
Raffles mendokumentasikan relief-reliefnya, arsitekturnya, dan nilai sejarahnya, membawa Borobudur kembali ke dalam kesadaran dunia.
Sayangnya, Raffles tidak sempat merestorasi penuh Borobudur. Upaya pembersihan awal yang dikerjakan Cornelius hanyalah langkah pertama.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Di Kereta Itu, Tak Ditemukannya Sepasang Mata Bola
Meskipun begitu, saya bisa merasakan bahwa inisiatif Raffles telah membuka pintu bagi upaya melestarikan yang lebih besar di masa depan.
Berkat dialah dunia kembali mengenal Borobudur, dan candi ini tidak lagi terkubur oleh waktu.
2. Era Pembangunan Borobudur: Kemegahan Syailendra (abad ke-8 sampai ke-9)
Baca Juga: Catatan Denny JA: Revolusi Kreativitas Bersama Artificial Intelligence (1)
Kontak batin membawa saya melayang lebih jauh ke masa lalu, ke abad ke-8 dan ke-9. Itu era ketika Borobudur pertama kali dibangun di bawah kekuasaan Dinasti Syailendra.
Saya melihat sekelompok pekerja yang sibuk memahat batu-batu vulkanik menjadi blok-blok yang presisi, tanpa menggunakan semen.
Lebih dari 2 juta blok batu diangkut dan disusun menjadi piramida bertingkat yang megah, dengan stupa-stupa yang menara di puncaknya.
Baca Juga: Paus Berkati Lukisan Karya Denny JA Tentang Paus Fransiskus Membasuh Kaki Rakyat Indonesia
Saya menyaksikan pekerja yang jumlahnya ribuan, bekerja keras di bawah terik matahari, memotong dan mengukir batu, serta mengangkutnya dari lokasi tambang ke situs pembangunan.