Catatan Denny JA: Revolusi Kreativitas Bersama Artificial Intelligence (1)
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Rabu, 04 September 2024 13:31 WIB
Dari Lukisan Paus Fransiskus hingga Dimulainya Pergeseran Kreativitas
ORBITINDONESIA.COM - “Itu adalah sebuah deklarasi. Dunia kreativitas sudah bergeser. Kita memasuki bab terakhir berkarya tanpa sentuhan Artificial Intelligence. Peradaban, termasuk dunia kreativitas, memasuki babak baru".
Itu yang saya katakan kepada wartawan, kolega, dan publik luas, ketika mereka bertanya. Apa arti penting pameran lukisan saya (Denny JA) di Galeri Nasional, Festival Toleransi, 2-4 September 2024, menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Jakarta.
Baca Juga: OPINI Denny JA: Kemarahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jebakan Batman untuk Anies-Cak Imin?
Pameran lukisan itu cukup menarik perhatian tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat dan publik luas. Tak hanya Menteri Koordinator MPK Muhajir Effendi dan 12 Duta Besar berfoto di depan lukisan itu. Tapi juga Ibu Sinta Nuriyah, istri Gus Dur, dan tokoh pro- keberagaman lain berpose di depan lukisan itu. 1
Lukisan soal Paus Fransikus yang dihadirkan pada Festival Toleransi tidak hanya menyuarakan pesan mendalam tentang kerendahan hati dan keberagaman Paus Fransiskus. Tetapi yang jauh lebih mendasar lagi, dan efeknya jangka panjang, ia menandai hadirnya artificial intelligence sebagai mitra dalam proses kreatif.
Melibatkan AI dalam penciptaan seni tidak hanya sekadar sebuah tren. Itu penanda dari revolusi proses kreatif.
Baca Juga: Imajinasi Faktual dalam Lukisan Denny JA
-000-
Pada tahun 2021, dunia seni visual mengalami kejutan besar ketika sebuah lukisan yang dihasilkan oleh AI terjual seharga $432.500 di rumah lelang Christie’s. Lukisan berjudul “Portrait of Edmond de Belamy" ini tidak dilukis oleh tangan manusia, melainkan diciptakan oleh sebuah algoritma yang dikembangkan oleh kolektif seni Paris, Obvious. AI yang mereka gunakan adalah Generative Adversarial Network (GAN), sebuah model yang dilatih menggunakan ribuan potret dari periode Renaisans hingga kontemporer.
Momen ini tidak hanya menandai pencapaian baru dalam teknologi, tetapi juga memicu perdebatan tentang masa depan seni dan peran manusia dalam proses kreatif. Kasus ini dapat dilacak lebih lanjut melalui artikel di The Verge (klik DI SINI untuk membaca artikelnya).
Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Kesaksian Penulis
Fenomena ini menggarisbawahi salah satu pertanyaan mendasar dalam dunia seni: Apakah seni yang diciptakan oleh AI dapat dianggap sebagai karya seni sejati?