DECEMBER 9, 2022
Kolom

In Memoriam: Faisal Basri dan Nyanyian Suara Kritisnya di Mata Denny JA

image

Faisal juga sangat kritis terhadap kebijakan ekonomi yang menurutnya lebih mengutamakan kepentingan asing atau korporasi besar dibanding kepentingan nasional.

Ia menekankan pentingnya menjaga kemandirian ekonomi nasional. Ia juga memastikan agar sumber daya alam serta aset-aset strategis digunakan untuk kesejahteraan rakyat, bukan hanya untuk keuntungan segelintir orang atau perusahaan besar.

Bagi Faisal, kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan nasional sama saja dengan menjual masa depan bangsa demi keuntungan sesaat.

Baca Juga: LSI Denny JA: 97 Persen Unggahan dan Berita tentang Pemberian Izin Pertambangan ke Ormas Keagamaan di Media Online Bernada Netral

Faisal sangat kritis dengan isu hilirisasi nikel yang menurutnya lebih menguntungkan China.

-000-

Sama halnya dengan Faisal Basri, Thomas Piketty, ekonom asal Prancis, juga terkenal karena kritiknya yang tajam terhadap ketimpangan ekonomi di negaranya.

Baca Juga: ORASI DENNY JA: Belajar Keberagaman dari Sayyidina Ali

Dalam bukunya “Capital in the Twenty-First Century", Piketty mengkritik kebijakan perpajakan Prancis yang cenderung menguntungkan orang kaya.

Pada tahun 2019, Piketty secara terbuka mengkritik reformasi pajak Presiden Emmanuel Macron. Kebijakan itu menurutnya memperburuk ketimpangan karena penghapusan pajak kekayaan.

Piketty berpendapat bahwa reformasi tersebut memberi keuntungan besar bagi elite kaya, sementara kelas menengah dan bawah harus menanggung beban ekonomi yang lebih berat.

Baca Juga: Pameran Lukisan Karya Denny JA Tentang Paus Fransiskus Membasuh Kaki Rakyat Indonesia Dihadiri Kalangan Duta Besar

Ia mengusulkan pajak progresif yang lebih tinggi bagi orang kaya dan pajak kekayaan global sebagai solusi untuk menekan ketimpangan ekonomi di Prancis dan Eropa.

Halaman:
1
2
3
4
5

Berita Terkait