In Memoriam: Faisal Basri dan Nyanyian Suara Kritisnya di Mata Denny JA
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 06 September 2024 08:35 WIB
Faisal Basri sangat vokal menentang korupsi dan kroniisme. Ia menganggap ini sebagai penyakit utama yang merusak perekonomian dan pemerintahan Indonesia.
Menurutnya, korupsi dan kroniisme bukan sekadar masalah etika, tetapi juga akar dari banyak masalah ekonomi yang dihadapi bangsa ini.
Faisal sering menyoroti bagaimana korupsi menyebabkan ketidakadilan, memperburuk kesenjangan sosial, dan merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Dalam pandangannya, pemberantasan korupsi menjadi kunci menciptakan pemerintahan yang bersih dan efisien. Ini, pada gilirannya, akan mempercepat pembangunan ekonomi yang inklusif.
Bagi Faisal, tanpa langkah tegas melawan korupsi, semua upaya untuk membangun ekonomi yang adil dan berkelanjutan akan sia-sia. Sikapnya yang tegas dan terbuka atas apa yang ia anggap pelemahan KPK, luas diketahui.
Selain korupsi, ketimpangan ekonomi juga menjadi isu yang sering dikritisi oleh Faisal Basri. Ia melihat ketimpangan yang semakin parah di Indonesia sebagai ancaman serius terhadap stabilitas sosial dan kohesi masyarakat.
Baca Juga: ORASI DENNY JA: Belajar Keberagaman dari Sayyidina Ali
Dalam banyak kesempatan, Faisal menyoroti kebijakan pemerintah yang sering kali lebih menguntungkan kelompok kaya dan elite bisnis, sementara rakyat kecil semakin terpinggirkan.
Ketimpangan ini, menurut Faisal, bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga masalah moral dan sosial.
Faisal percaya ketimpangan yang terus meningkat tidak hanya menghambat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bisa memicu ketegangan sosial yang berpotensi merusak kesatuan sebuah bangsa.
Kritik atas semakin kokohnya oligarki ekonomi dan politik belakangan ini sering ia nyatakan.