Denny JA Mengungkap Tiga Fakta Tercecer Sejarah Bangsa
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 19 Agustus 2024 06:36 WIB
Oleh Akmal Nasery Basral*
ORBITINDONESIA.COM - Kumpulan puisi esai terbaru Denny JA yang menyajikan pengalaman hitam bangsa, yang nyaris terlupakan dalam eforia perayaan kemerdekaan ke-79.
Jika sejarah adalah peti besar misterius penuh debu dengan kunci berkarat yang teronggok di sudut gudang, maka penulis adalah sosok yang tak pernah meletih berikhtiar agar peti dibuka supaya isinya diketahui khalayak. Betapapun pahit rahasia yang tersembunyi di dalamnya membuat jiwa cabik bahkan terkoyak.
Itu aftertaste literer yang saya rasakan usai membaca Yang Tercecer di Era Kemerdekaan: Ekspresi Puisi Esai (Cerah Budaya Indonesia, Juni 2024), karya terbaru Denny J.A sang pengibar bendera puisi esai dalam lanskap sastra.
Dikemas dalam format buku elektronik (e-book) setebal 92 halaman dan didistribusikan cuma-cuma melalui platform media sosial Facebook dan WhatsApp, Yang Tercecer sangat relevan difungsikan sebagai cermin bangsa yang sedang gegap gempita merayakan hari kemerdekaan ke-79 kemarin hingga akhir bulan.
Melalui kumpulan puisi esai keenam ini, Denny JA sang doktor ilmu politik alumnus Universitas Ohio State, Amerika Serikat seakan membangun portal perjalanan ke masa silam menuju jantung lubang hitam ( black hole) semesta derita bangsa.
Sebuah penjelajahan internal dan historikal yang mau tak mau, suka tak suka harus diambil hikmahnya agar tak terulang menjadi kutuk masa depan seperti diingatkan Milan Kundera tentang bangsa yang abai dengan sejarahnya akan mengalami lagi derita serupa.
Yang Tercecer terdiri dari tiga tema yang membuat bulu kuduk pembaca meremang akibat bergidik ngeri, yakni (1) “Kisah Gadis Pribumi yang Dipaksa Menjadi Penghibur Tentara Jepang”, (2) “Kisah Derita Rakyat yang Kerja Paksa”, dan (3) “Kisah Para Nyai dan Gundik Tuan Belanda”.
Setiap tema dibangun melalui lima karya yang saling jalin berkelindan. Ada dramatisasi pada setiap karya, namun bahan utamanya tetap peristiwa dan fakta yang terjadi pada era kolonialisme Belanda dan Jepang di tanah air tercinta.
Pada bagian pertama tentang nestapa para perempuan yang dipaksa menjadi budak seks pemuas nafsu (Jepang: jugun ianfu) prajurit Negeri Matahari Terbit.