DECEMBER 9, 2022
Kolom

Syaefudin Simon: SATUPENA di Tangan Midas

image
Denny JA, Ketua Umum SATUPENA (Foto: SATUPENA)

ORBITINDONESIA.COM - Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA saat ini barangkali merupakan organisasi penulis Indonesia yang paling fenomenal.

Dalam rapat tahunan SATUPENA, Kamis, 15 Agustus 2024, para Koordinator SATUPENA dari enam pulau berkomitmen untuk mengembangkan dunia literasi dan kepenulisan kepada masyarakat, ke sekolah-sekolah, birokrasi-birokrasi, komunitas-komunitas, dan ke rumah-rumah. Wow.

Bahkan, Dr. Okky Madasari, novelis, mengusulkan SATUPENA aktif berkomunikasi dan kerjasama dengan para penulis luar negeri. Ide mbak Okky mendapat sambutan positif dari Ketum SATUPENA, Denny JA (DJA).

Baca Juga: Syaefudin Simon: Lukisan Denny JA dan Tragedi Terbesar Dunia Abad 21 di Mahakam 24

"Silakan buat proposalnya Mbak Okky. Kita akan laksanakan," ujar Denny JA.

Terbayang jika para penulis Indonesia bisa "sambung rasa" dengan penulis luar negeri, nanti akan muncul puisi, cerpen, dan novel bertema antarbudaya sehingga dunia makin menyatu. Tidak hanya kunjungan wisata, tapi juga budaya dan sambung rasa pemikiran dan adat istiadat.

Satu contoh, di Mesir dalam novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman, digambarkan bila ada pertengkaran di Negeri Musa, ucapkan kata Shallallahu ‘ala Muhammad (SAM), maka pertengkaran pun sirna. Kata SAM adalah mantra pendamai dalam pertengkaran.

Baca Juga: Syaefudin Simon: Masjid Ramah Lingkungan dan Minyak Jelantah

Di Jepang, misalnya, tradisi saling memberikan omiyage (saling tukar hadiah) kuat sekali untuk mempererat persahabatan. Di negeri Sakura ini juga, perempuan adalah pihak yang pertama menyatakan cinta. Novel bertema cinta di Indonesia, di mana pihak pria yang menyatakan cinta, jadi aneh di kalangan remaja Jepang.

Di Vietnam, mantra Paman Ho merupakan ikatan persahabatan. Ini karena begitu cintanya masyarakat Vietnam kepada Ho Chi Minh. Dan masih banyak lagi mantra-mantra persahabatan yang bisa kita gali bila hubungan penulis antarbangsa makin erat.

Tantangan berikutnya, kata mbak Okky, SATUPENA harus bisa menjadi genre baru dalam dunia sastra seperti Pujangga Baru. DJA meresponnya positif. Tapi genre sastra baru itu mau tidak mau akan  berafiliasi dengan Artificial intelligence (AI). Mungkin namanya, Pujangga Cyborg-AI.

Baca Juga: Syaefudin Simon: Budhy yang Budhis

Ya, AI akan masuk dan tak bisa dipisahkan dengan dunia sastra. Para penulis mau tak mau, suka atau tidak suka, akan bersahabat dengan AI.

Jangan seperti Bon Jovi dan Elton John yang khawatir para penulis dan pemusik karirnya akan tersodok AI. Jadikan AI sebagai asisten dalam dunia sastra dan musik, kata Denny JA dalam sambutan peluncuran sastra musikal berbasis AI beberapa waktu lalu di Jakarta.

SATUPENA yang diinisiasi Dr. Nasir Tamara dan teman-teman satu dekade lalu, kini diketuai Denny JA. Dan bila Denny JA yang memimpin, kata Elza Peldi Taher -- penulis buku puisi esai Manusia Gerobak -- segalanya akan lancar.

Baca Juga: Syaefudin Simon: Amidhan dan Islamic Center Jonggol

Bagiku, DJA seperti Midas. Apa pun yang disentuhnya akan menjadi emas. Dan SATUPENA pun, akan menjadi emas sastra di masa depan. Semoga.

Bangkitlah sastra dan budaya Indonesia.

*Syaefudin Simon adalah kolumnis dan penulis SATUPENA.***

Berita Terkait