Pilpres Amerika Serikat: Kamala Harris vs Donald Trump Tampilkan Kontras Jelas, Beda dengan Biden vs Trump
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 01 Agustus 2024 04:16 WIB
Walau berselisih cuma 1 persen di suatu negara bagian, seorang calon presiden dinyatakan memenangkan seluruh jatah electoral vote di negara bagian itu, dalam kata lain memenangkan negara bagian itu.
Dalam beberapa pemilu terakhir, 44-45 negara bagian dari total 50 negara bagian di AS, konsisten memilih calon dari Republik atau Demokrat.
Jika satu negara bagian konsisten memilih calon dari Republik, maka negara bagian itu disebut "red state". Sebaliknya, jika konsisten memilih calon dari Demokrat disebut "blue state".
Di luar penamaan itu, masih ada istilah negara bagian suara mengambang atau "swing state" yang juga disebut "purple state." Negara bagian-negara bagian ini tidak terus-terusan memilih calon presiden dari Demokrat atau Republik.
Tapi di negara bagian suara mengambang inilah pertarungan politik sesungguhnya terjadi. Di sini pula siapa pemenang pemilihan presiden AS acap ditentukan.
Memegang momentum
Baca Juga: Pendukung Wapres AS Siapkan Kamala Harris untuk Gantikan Joe Biden Jika Mundur dari Pilpres
Dalam pemilu 2024 negara-negara bagian yang masuk kategori swing state adalah Michigan, Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, North Carolina, dan Georgia.
Ternyata, berdasarkan berbagai jajak pendapat, Harris terus menyaingi elektabilitas Trump di negara bagian-negara bagian suara mengambang, bahkan mulai melampauinya. Ini menyenangkan bagi Demokrat, tapi menggelisahkan bagi Republik.
Tapi itu juga melukiskan adanya lanskap suara yang tengah berubah, di mana dukungan kepada sang wakil presiden terus meningkat, termasuk dari segmen-segmen pemilih yang malah sulit dirayu oleh Joe Biden selama kampanye Pemilu 2024.
Baca Juga: Pilpres Amerika Serikat: Joe Biden Mundur, Kemala Harris Siap Calonkan Diri
Segmen-segmen pemilih ini adalah kaum kulit hitam, Hispanik, pemilih muda yang seperti Harris sangat kritis dalam isu-isu kontemporer khususnya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, pemilih perempuan, dan kalangan independen.