DECEMBER 9, 2022
Kesehatan

Pakar Kesehatan Anak, Dokter Arnold Soetarso: Vaksin Polio Timbulkan Kecacatan atau Kelumpuhan Adalah Mitos

image
Petugas kesehatan memberikan vaksin polio kepada seorang anak pada Pekan Imuniasasi Nasional (PIN) Polio di RPTRA Kenanga, Cideng, Jakarta, Selasa, 23 Juli 2024. Kegiatan yang diikuti 100 murid PAUD di sekitar Kecamatan Gambir itu bertujuan untuk melindungi anak dari penyakit polio sekaligus dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom

ORBITINDONESIA.COM - Pakar kesehatan anak, dokter Arnold Soetarso mengemukakan bahwa vaksin polio bisa menimbulkan reaksi jangka panjang seperti kecacatan atau lumpuh adalah mitos yang sering beredar di masyarakat hingga saat ini.

"Beberapa mitos yang sering beredar di masyarakat, yaitu vaksin dapat menimbulkan reaksi jangka panjang seperti kecacatan atau lumpuh," kata Arnold Soetarso saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 28 Juli 2024.

Arnold Soetarso juga mengungkapkan bahwa mitos lain yang masih beredar di masyarakat, yakni tidak boleh memberikan ASI atau susu formula setelah mendapatkan vaksin polio dan tidak boleh memberikan suntikan vaksin dalam satu waktu (lebih dari satu suntikan).

Baca Juga: Tiga Provinsi Ditetapkan Sebagai Kejadian Luar Biasa, Kini Imunisasi Polio Diberikan Dua Dosis

"Hal tersebut harus dijelaskan kepada orang tua bahwa vaksin polio merupakan vaksin yang aman dan telah melalui pengujian oleh BPOM," ujar dia.

Arnold yang berpraktik di klinik Happy Baby Inc, Jakarta Barat, itu menjelaskan di Indonesia, vaksin polio merupakan imunisasi wajib yang diberikan agar bayi dan anak-anak tidak terkena penyakit polio. Penyakit polio termasuk berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan anggota gerak.

Vaksin polio yang diberikan terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio suntik (IPV) dan vaksin polio oral (OPV). Vaksin IPV adalah vaksin virus inaktif atau mati yang diberikan melalui suntikan dan membentuk kekebalan di dalam darah.

Baca Juga: Sri Rezeki Hadinegoro: Dosis Vaksinasi Dengue Perlu Dipenuhi Agar Efektif Miliki Kekebalan Terhadap DBD

Sedangkan vaksin OPV adalah vaksin virus yang dilemahkan dan diberikan per oral dengan tujuan membentuk kekebalan di dalam usus untuk membunuh virus yang berkembang di usus.

Jadwal pemberian imunisasi polio di Indonesia diberikan sebanyak empat kali (bayi baru lahir, usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan) dan penguat (booster) satu kali saat usia 18-24 bulan.

Pemberian vaksin polio pun dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya dalam satu waktu. "Pemberian vaksin polio tetes tidak akan dipengaruhi oleh pemberian ASI ataupun susu formula," ujar Arnold.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Sasar 30.702 Anak Terima Imunisasi pada PIN Polio 2024

Dia lalu menuturkan, kasus polio masih ditemukan di Indonesia sehingga pemerintah mengadakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio guna memutus rantai penularan penyakit polio.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait