In Memoriam Usamah Hisyam: Menjalani Hidup Sebagai Penulis, Politikus, Pengusaha, Sekaligus Kiai
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 22 Juli 2024 08:07 WIB
Saya sendiri intens berkomunikasi dengan Uka, sejak tahun 2003. Waktu itu, hampir setiap saat kami berjumpa di rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas.
Bersama, kami membantu SBY untuk menjadi presiden 2004-2009.
Itu era, sosok kiai Uka belum tampak. Ia masih muncul sebagai jurnalis. Ia menyelesaikan studi ilmu jurnalistik di Sekolah Tinggi Publisistik (STP). Sekarang sekolah itu dikenal sebagai Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) di Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Baca Juga: Orasi Denny JA: Menangnya Gerakan “Katakan Tidak kepada Keharusan Berjilbab"
Karier jurnalistiknya mulai menanjak ketika ia bekerja di majalah Popular, di bawah bimbingan Pemimpin Redaksi John Halmahera. Di sana, Usamah menulis profil artis dan artikel sepakbola.
Hidupnya mulai berubah ketika Uka berjumpa Surya Paloh pada tahun 1991. Surya Paloh sedang mengembangkan Kelompok Usaha Surya Persindo.
Paloh menugaskan Usamah sebagai redaktur edisi Minggu Media Indonesia, dengan gaji tiga kali lipat dari pekerjaan sebelumnya. Uka juga menerima sebuah mobil sedan pribadi.
Baca Juga: Menangnya Gerakan Katakan tidak kepada Keharusan Berjilbab: Inilah Pandangan Denny JA
Sosok Uka sebagai jurnalis berkembang menjadi penulis biografi. Ia memiliki tim sendiri untuk profesi ini. Banyak buku biografi yang sudah ia tulis.
Yang saya tahu, biografi Panglima ABRI Jenderal TNI Feisal Tanjung, Panglima TNI Laksamana TNI Widodo AS. Jaksa Agung Andi M. Ghalib.
Termasuk juga biografi Menko Polkam Susilo Bambang Yudhoyono, juga biografi Kapolri Jenderal Pol Suroyo Bimantoro, Tifatul Sembiring, dan Surya Paloh.
Baca Juga: 4 Lukisan Artificial Intelligence Denny JA: Paus Fransiskus Mencuci Kaki Rakyat Kecil Indonesia
Ujar Uka; “Saya tak hanya jurnalis bro. Saya juga entrepreneur di bidang penulisan. Kita mulai menjadi pengusaha dari titik ini.”