DECEMBER 9, 2022
Internasional

Microsoft: Layanan Sedang Dipulihkan, Langkah-langkah Stabilisasi Terus Diambil

image
ILUSTRASI: Seorang perkerja mengunakan perangkat komputer berbasis Microsoft Windows 10. ANTARA/Ardika/am.

ORBITINDONESIA.COM - Perusahaan Amerika Serikat (AS) Microsoft pada Jumat, 19 Juli 2024 menyatakan bahwa layanan sedang dipulihkan setelah kegagalan teknis dan langkah-langkah stabilisasi terus diambil.

"Banyak layanan terlihat mengalami peningkatan ketersediaan, seiring dengan kemajuan proses tindakan mitigasi kami," kata perusahaan itu di X.

Pemadaman tersebut mempengaruhi bandara di seluruh dunia, termasuk di Washington, Berlin, Zurich, New Delhi, dan lainnya.

Baca Juga: Perusahaan Keamanan Siber Kaspersky Tegaskan Tidak Terlibat Aktivitas Mengancam Keamanan Nasional AS

Pemadaman tersebut juga menyebabkan gangguan di Bandara Sydney Kingsford Smith, portal berita WA melaporkan, menambahkan bahwa maskapai lokal Virgin Australia terpaksa menangguhkan semua penerbangannya.

Registrasi online tidak tersedia di Bandara Internasional Hong Kong, sementara penerbangan dari dan menuju Hong Kong masih berlangsung tanpa pembatalan atau penundaan besar, menurut laporan oleh South China Morning Post.

Surat kabar itu juga menyatakan bahwa administrasi bandara mengaktifkan mekanisme respons darurat, beralih ke check-in manual.

Baca Juga: Prosperitas Bagikan Kiat Menjaga Keamanan Siber Secara Mandiri Pasca Serangan ke Server Pusat Data Nasional

Di Korea Selatan, pemadaman mengganggu layanan semua komputer yang menggunakan Microsoft Windows, surat kabar Money Today Korea Selatan melaporkan.

Gangguan tersebut berlangsung dari pukul 10:30 hingga 11:00 GMT, demikian bunyi laporan tersebut.

Sky News, salah satu penyiar utama di Inggris, gagal mengudara pada Jumat pagi, kata Ketua Eksekutif Sky News Group, David Rhodes.

Baca Juga: Menko Polhukam Hadi Tjahjanto Dalami Serangan Siber Ransomware ke Pusat Data Nasional Sementara

"Banyak laporan berita kami masih tersedia online, dan kami bekerja keras untuk memulihkan semua layanan," kata Rhodes di X, satu jam kemudian menambahkan bahwa siaran "kembali tayang di TV tanpa kemampuan penuh."

Server fasilitas negara di seluruh Israel mati pada Jumat pagi, penyiar Keshet 12 melaporkan, dan menambahkan bahwa di antara fasilitas yang terkena dampak adalah rumah sakit, surat, fasilitas listrik, layanan darurat, serta banyak gedung kementerian.

Bank dan RS terganggu

Baca Juga: Menkominfo Budi Arie Setiadi Ungkap Pelaku Serangan Siber ke PDNS 2 Adalah Aktor Non-Negara

Operasi bank-bank Israel juga terhenti oleh kerusakan teknis, lapor Ynet.

Pusat Medis Universitas Schleswig-Holstein (UKSH) Jerman mengumumkan bahwa sistem TI-nya juga terpengaruh oleh pemadaman tersebut, yang mengganggu operasi di rumah sakitnya di kota Kiel dan Lubeck.

"(Karena kegagalan sistem), UKSH membatalkan semua prosedur yang dijadwalkan untuk hari ini, Jumat, 19 Juli 2024. Klinik rawat jalan di kedua pusat juga ditutup," kata fasilitas medis dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Dirjen Imigrasi Silmy Karim Ancam Deportasi 103 Warga Taiwan di Bali Atas Kejahatan Siber

Operasi terminal kontainer Baltic Hub di kota Gdansk, Polandia juga terganggu pada awal hari ini, kata terminal dalam sebuah pernyataan.

"Di Baltic Hub, kami sedang berjuang dengan pemadaman global sistem operasi Microsoft, yang menghambat fungsi terminal. Tolong jangan berlayar ke terminal," bunyi pernyataan tersebut.

Pemadaman komunikasi besar-besaran mencegah penduduk di kota Firebanks, Alaska, AS, menghubungi layanan darurat, lapor situs berita News Center Fairbanks.

Baca Juga: Pakar Keamanan Siber Erza Aminanto Menjelaskan Apa Itu Ransomware dan Cara Menghindarinya

Situs tersebut menyarankan penduduk untuk menggunakan email untuk menghubungi layanan pengiriman.

Pemadaman global semua teknologi yang menggunakan Microsoft Windows dimulai pada Jumat pagi.

Setelah kerusakan TI, outlet berita Verge melaporkan bahwa hal itu disebabkan oleh pembaruan yang rusak dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike, yang banyak digunakan di seluruh dunia.

Pembaruan tersebut mematikan server dan komputer, memaksa mereka untuk reboot terus-menerus, sehingga tidak memungkinkan layanan teknologi untuk memulai secara benar.***

Sumber: Antara

Berita Terkait