Anwar Putra Bayu: Dunia Anak dalam Lukisan Artificial Intelligence (AI) Denny JA
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 30 Juni 2024 09:09 WIB
Peristiwa demi persitiwa dan suasana demi suasana dihadirkan Denny JA dalam wujud lukisan AI. Selain tema-tema tempo dulu dan masa depan, tema tokoh-tokoh dan revisiting, adalah tema anak-anak di Gaza (Lantai enam) merupakan peristiwa yang menyita perhatian Denny JA, oleh karena anak-anak di Gaza (Palestina) banyak terbunuh lantaran seragan bom dan meriam oleh tentara Israel.
Potret anak korban serangan brutal yang dipamerkan hampir semua terungkap yang tak lain sebuah realitas sosial dan kemanusiaan dalam kota Gaza yang porak poranda. Anak-anak kehilangan ibu bapaknya, juga keluarga. Pada gilirannya, nasib mereka terombang-ambing tanpa perlindungan.
Hal itu digambarkan Denny JA , bahwa anak-anak Gaza begitu suram memandang masa depannya. Anak-anak Gaza yang yatim piatu menjadi tidak berdaya. Sebagaimana diungkapkan oleh Denny JA dalam satu karya lukisan seorang anak lelaki terduduk setengah berdiri, mengenakan dua sayap sebagai simbol kebebasan memandang kota yang hancur dengan memakai teknik Artificial Intelligence (AI).
Baca Juga: Isti Nugroho: Kebermaknaan Lukisan AI Karya Denny JA
Konstruksi ruang sebagai media pada pameran Denny JA ini tetap konvensional menggunakan kanvas namun diberi bingkai dari bahan metal berwarna perak.
Dalam perkembangan seni rupa mutakhir Indonesia, kehadiran Denny sebagai perupa yang banyak melahirkan karya-karya berupa Artificial Intelligence (AI) setidaknya memberikan kontribusi sekaligus menyuguhkan warna tersendiri pada sisi lain perjalanan kesenirupaan Indonesia.
Sebagaimana di masa lalu adanya cagak (tonggak) seni rupa Indonesia Mooi Indie; Persagi misalnya, maka boleh jadi Denny JA merupakan cagak atau tonggak seni rupa Artificial Intelligence (AI) di Indonesia. Setidaknya, 188 lukisan AI Denny JA yang terpajang itu sudah memberikan sesuatu yang terkini.
Baca Juga: Ali Samudra: Potensi Ledakan Dari Lukisan AI Denny JA
* Anwar Putra Bayu adalah Penerima Penghargaan 40 Tahun berkarya 2024, Badan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek. ***