Dmitry Peskov: Kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara dan Vietnam Intens Serta Produktif
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 22 Juni 2024 04:44 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Kunjungan kenegaraan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korea Utara dan Vietnam "sangat intens dan produktif," kata juru bicara istana kepresidenan Rusia, Kremlin, Dmitry Peskov pada Jumat, 21 Juni 2024.
Berbicara pada konferensi pers di Moskow, Dmitry Peskov menyebut reaksi Barat terhadap kunjungan Presiden Rusia Putin ke negara-negara Asia "membingungkan," dan mencatat bahwa kemitraan Moskow dengan negara-negara lain tidak pernah ditujukan terhadap negara ketiga.
"Setiap aktivitas kebijakan luar negeri Rusia, bahkan di wilayah yang berbatasan langsung dengan negara kami, dipandang dengan permusuhan dan dilihat melalui kacamata aspirasi Barat untuk menindas Rusia," kata Dmitry Peskov.
Baca Juga: Mesra dengan Xi Jinping, Vladimir Putin Kunjungi China
Peskov mengatakan, interaksi Rusia dengan mitra-mitranya bertujuan semata-mata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terlibat.
Dia mengakui bahwa Moskow memahami kalau Washington akan terus memberikan tekanan pada semua mitranya, termasuk Vietnam.
"Kami yakin Amerika akan menekan semua mitra kami. Namun, kerja sama yang kami tawarkan tidak mengandung sikap konfrontatif terhadap negara ketiga. Ini saling menguntungkan dan sepenuhnya sejalan dengan kepentingan mitra kami, termasuk Vietnam," tegasnya.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Cantumkan Syarat Memulai Perundingan Perdamaian dengan Ukraina
Peskov menjelaskan, perundingan bilateral di Vietnam bertujuan untuk memberikan dorongan baru bagi pengembangan kerja sama Rusia-Vietnam.
"Potensinya sangat besar di berbagai bidang. Negosiasinya bersifat substantif dan spesifik. Sekarang, banyak pekerjaan yang perlu dilakukan di tingkat ahli dan dunia usaha untuk melaksanakan inisiatif ini," tambahnya.
Ketika ditanya tentang pernyataan Putin di Hanoi bahwa Rusia akan "berusaha sampai akhir" jika terjadi eskalasi Barat, Peskov mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut mengacu pada pencapaian tujuan "operasi militer khusus" di Ukraina.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Resmi Kunjungi Korea Utara untuk Pertama Kalinya dalam 24 tahun
Juru bicara tersebut mengatakan Rusia siap melakukan dialog dengan AS mengenai masalah stabilitas strategis, namun hanya terkait dengan masalah Ukraina.