Denny JA, Fernando Botero, dan Lukisan Artificial Intelligence di Mahakam 24 Residence Jakarta
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 06 Juni 2024 08:33 WIB
Sebanyak 188 lukisan AI karya Denny JA dipajang dengan rapih di Mahakam 24 Residence, sebuah hotel yang di kawasan premium Mahakam di Jakarta Selatan.
Lukisan-lukisan tersebut menambah sentuhan aesthetic dan membawa ambience bak galeri seni pada hotel enam lantai itu. Lukisan-lukisan itu bukan hanya memanjakan mata para pengunjung hotel, melainkan juga membawa cerita yang bisa ditafsirkan dengan merdeka oleh setiap orang yang melihatnya.
Cara Denny JA memamerkan lukisannya itu memperkaya cara pandang saya mengenai lukisan. Jika menyebut kata “lukisan”, hal yang melintas di benak saya kini bukan saja “galeri seni atau museum”. Tetapi kini juga muncul dinding enam lantai di sepanjang selasar hotel tersebut.
Sewaktu berkunjung ke hotel tersebut, saya menyempatkan diri untuk berkeliling di setiap lantainya. Menikmati satu per satu lukisan yang dipamerkan. Meski begitu, pikiran saya berkeliaran.
Saya kira pengunjung hotel juga bertanya-tanya, Bagaimana sang pelukis melahirkan ratusan lukisan dengan beragam tema itu. Apalagi jika mereka tahu bahwa yang melukis adalah seorang konsultan politik, bukan pula seorang pelukis profesional.
Tidak berlebihan rasanya jika sederet tokoh dan media nasional menyebut Denny JA sebagai pelukis dengan teknologi AI pertama di Indonesia.
Memang, sampai sekarang ini belum muncul nama pelukis lain yang menyelesaikan karyanya dengan bantuan AI.
Namun AI bukanlah fondasi dari lukisan yang dibuat oleh Denny JA. Sama seperti cat dan kuas, AI hanya salah satu alat yang digunakan untuk melukis.
Fondasi dan ruh utamanya justru kental terasa dari kemampuan Denny JA dalam menangkap fenomena sosial dan menempatkan sudut pandang serta narasi yang kemudian dikemas dalam bentuk lukisan.
Saya tersentuh ketika berada di lantai paling atas. Di lantai ini dipasang beberapa lukisan yang menggambarkan imajinasi anak-anak.