Puisi
Yang Tercecer di Era Kemerdekaan (6): Samin Terkapar di Anyer Sampai Panarukan
- Penulis : Krista Riyanto
- Kamis, 09 Mei 2024 08:05 WIB
“Tapi,” ujar Yudi,
“di lapangan, kondisi sangat berbeda.
Belanda ingin jalan cepat selesai.
Buyut Yamin sering kali kerja berpanas- panasan,
dibakar terik matahari.
Tak jarang pula mereka menggigil kedinginan, diguyur hujan deras.
Tapi mereka harus tetap kerja.
Kadang sehari, hanya makan sekali.