Puisi Herman Syahara: Sebuah Kota Bernama Gaza
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 28 Maret 2024 07:58 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza
mataku terbakar
kupingku tersumbat ledakan
garis perbatasan di peta tinggal arang
papan-papan penanda arah rata dilindas tank baja
jalan-jalan silau oleh putih kafan syuhada
darat, laut, dan udara tersekati
hanya satu celah tersisa: kematian
Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza
akan kutimang tubuh anak-anak berdebu
kujabat tangan para lelaki yang tak lelah
mencari-cari dari timbunan puing
Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza
aku ingin bermain petak umpet bersama anak-anak yang tersisa
berlarian di antara puing kota yang rsta
sembunyi dari peluru para penembak jitu
akan kucari pintu masuk ke mesjid-mesjid dan gereja
mengaminkan orang-orang yang khusu melafazkan kemerdekaan dalam doanya
di atas pecahan mimbar dan dinding altar
Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza
dari tenda-tenda pengungsian yang getas
aku ingin belajar lagi tentang rasa ikhlas
ketika semua yang dicintai tumpas
Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza.
Desember 2023
Tentang penyair:
Herman Syahara adalah nama pena Hermansyah, kelahiran Garut Jawa Barat. Antologi puisi pertamanya, "Mahkamah untuk Secangkir Kopi", terbit 2016. Karyanya juga tersebar dalam berbagai media online dan antologi puisi bersama. Penyair ini pernah diundang tampil dalam pembacaan dan penulisan puisi pada Pertemuan Penyair Internasional Antara Bangsa PULARA di Ipoh, Malaysia (2018), mentor penulisan dan pembacaan puisi di Batu Ruyud Writing Camp, Nunukan, Kalimantan Utara (2022), dan mengikuti Festival Kopi Desember di Gayo, Aceh ( 2022). Kini berkhidmad di komunitas literasi JB Edukreatif Indonesia, Kota Bogor, Jawa Barat. ***