DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Herman Syahara: Sebuah Kota Bernama Gaza

image
Herman Syahara (Foto: koleksi pribadi)

ORBITINDONESIA.COM - Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza

mataku terbakar

kupingku tersumbat ledakan

garis perbatasan di peta tinggal arang

papan-papan penanda arah rata dilindas tank baja

jalan-jalan silau oleh putih kafan syuhada

darat, laut,  dan udara  tersekati

hanya satu celah tersisa: kematian

Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza

akan kutimang tubuh anak-anak berdebu

kujabat tangan para lelaki yang tak lelah

mencari-cari dari timbunan puing

Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza

aku ingin bermain petak umpet bersama anak-anak yang tersisa

berlarian di antara puing kota yang rsta

sembunyi dari peluru para penembak jitu

akan kucari pintu  masuk ke mesjid-mesjid dan gereja

mengaminkan orang-orang  yang khusu melafazkan kemerdekaan dalam doanya

di atas pecahan mimbar dan dinding   altar

Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza

dari tenda-tenda pengungsian yang getas

aku ingin belajar lagi tentang rasa ikhlas

ketika semua yang dicintai tumpas

Tunjukkan padaku arah ke sebuah kota bernama Gaza.

 

Desember 2023

Tentang penyair:

Herman Syahara adalah nama pena Hermansyah,  kelahiran Garut Jawa Barat. Antologi puisi pertamanya, "Mahkamah untuk Secangkir Kopi",  terbit 2016. Karyanya juga tersebar dalam berbagai media online dan antologi puisi bersama. Penyair ini pernah diundang tampil dalam pembacaan dan penulisan puisi pada Pertemuan Penyair Internasional Antara Bangsa PULARA di Ipoh,  Malaysia (2018), mentor penulisan dan pembacaan puisi di Batu Ruyud Writing Camp,  Nunukan,  Kalimantan Utara (2022), dan mengikuti Festival Kopi Desember di Gayo,  Aceh ( 2022).  Kini berkhidmad di komunitas literasi JB Edukreatif Indonesia, Kota Bogor,  Jawa Barat. ***

Berita Terkait