Renungan Ramadhan: Era Artificial Intelligence Juga Menjadi Penceramah Agama
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 07 April 2023 08:22 WIB
Kedua, datangnya negara nasional. Dalam negara nasional, konsep umat berubah menjadi konsep warga negara.
Dalam konsep umat, identitas masyarakat adalah satu agama. Jika ada umat agama lain, posisinya tersubordinasi.
Tapi dalam konsep warga negara, semua warga diperlakukan sama dan sejajar, apapun agamanya. Penganut agama pun harus pula mengikhlaskan kesetaraan sosial bagi aneka agama.
Di abad 21, ruang publik lebih dikuasai oleh ilmu pengetahuan dan hukum negara nasional.
Tapi kebersihan dan kesucian akhlak tak bisa sepenuhnya dibangkitkan oleh kelimpahan ekonomi dan teknologi tinggi. Di sinilah lokasi agama.
Agama akhlak membentuk individu untuk hidup yang teguh dengan prinsip kebajikan, keadilan, dan keberanian melawan kemungkaran. Dari perjuangan akhlak itu pula tercipta meaning of life.
Bagi Muslim, bulan Ramadan menjadi momentum yang panjang. Sebulan penuh, di bulan ramadhan, umat Islam dapat menghidupkan kembali driving force agama di dalam diri untuk menjadi kekuatan akhlak.
Tindakan beragama perlu kita tafsirkan sebagai kegiatan yang fokus membersihkan akhlak. Itu perbuatan yang terus menerus membersihkan diri, menyucikan pikiran.
Ini agar hati kita semakin diisi oleh prinsip compassion, prinsip kebajikan, prinsip berbagi dan prinsip keadilan.***
April 2023