Alvian Fachrurrozi: Kejawen Modernis
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 08 Agustus 2022 08:25 WIB
Malulah kalau dilihat kubu Santri yang sekarang antara kelompok NU (Islam Tradisional) dan Muhammadiyah (Islam Modernis) sudah sedemikian harmonis dan bergandengan tangan.
Karena toh mereka akhirnya menyadari jika mereka segolongan dan sekeyakinan.
Sekalipun perbedaan nilai-nilai yang mereka pegang itu sangat tajam, tapi toh mereka tetap sekeyakinan dan seajaran serta sama-sama memegang prinsip-prinsip dasar seperti:
Baca Juga: Pria dari Negara Mana yang Memiliki Ukuran Kelamin Terpanjang di Dunia, Simak di Sini
bahwa yang disebut sebagai tanah suci itu adalah tanah Arab Saudi dan bukan tanah Jawa/Nusantara dan bahwa manusia yang paling pantas dijunjung tinggi dan diteladani itu adalah Muhammad dan bukan para leluhur Jawa/Nusantara.
Saya berharap demkian juga yang terjadi di antara saudara-saudara Kejawen Tradisional dengan saudara-saudara dari Kejawen Modernis, kita memang memiliki perbedaan-perbedaan prinsip yang tidak mungkin untuk dipersamakan.
Tetapi toh yang jelas kita tetap sama-sama "orang Jawa yang berjati diri Jawa" dan punya prinsip-prinsip dasar yang sama.
Jadi mari kita tetap bersahabat dan bersaudara sekalipun memiliki perbedaan-perbedaan prinsip yang tajam dalam beberapa hal. Awas-awasilah siapa yang sejatinya "kawan" dan siapa yang sejatinya "lawan" itu.
Baca Juga: MotoGP Inggris Disiarkan Trans7 Malam Ini, Johann Zarcoo Pole Position
Salam dari saya pemuda Kejawen Modernis.