DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Konflik Suku Asli Lampung vs Pendatang Bali 2012 dalam Puisi Esai Denny JA

image
Konflik Suku Penduduk Asli Lampung vs Pendatang Bali dalam Puisimsai Denny JA.

Lalu, puisi esai "Cintaku tak Menentu di Pengungsian" mengisahkan dramatiknya arti cinta sesungguhnya.

Cinta tak mengenal suku, budaya, bahkan keyakinan iman. Selagi cinta telah melekat, segala halangan akan dibabat. Itu pepatah yang tak tertulis namun diyakini amat kuat bagi orang yang jatuh cinta.

Faras dan Asif adalah sepasang kekasih yang beda etnis dan agama. Hati keduanya ditautkan oleh cinta. Maka hari-harinya dipenuhi bunga-bunga. Janji melanjutkan bahtera cinta diikrarkan.

Asif mengusulkan tanggal ikrar tersebut pada 28 Oktober 2012. Alasannya, itu hari Sumpah Pemuda yang menyatukan Indonesia sebagai bangsa, setanah air, dan bahasa. Juga cinta, tentu saja.

“Itu hari baik kita menikah. Kau orang Bali . Aku orang Lampung. .. Kota menjadi orang Indonesia...” (136).

Tuhan adalah penentu bagi keinginan dan harapan manusia. Pada 23-27 Oktober 2012, meletuslah kerusuhan antarsuku itu. Meluluhlantakkan cinta keduanya.

Farah harus mengungsi ke SPN di Kemiling, dan Asif hilang seakan ditelan bumi. Berulang Faras mengusik pesan melalui telepon genggamnya, tiada satupun dibalas.

Di pengungsian, kenangan-kenangan bersama Asif tak terelak bermunculan. Silih berganti.

Di sini DJA pandai memainkan perasaan. Ia juga menyinggung budaya, misalnya kain tapis dan lainnya.

Tetapi, cinta yang berbeda etnis dan agama, memang tak bisa semulus untuk dipertemukan. Bahkan, bisa berakibat fatal. Kehancuran.

Halaman:

Berita Terkait