DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Bumi yang Terluka

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

“Kalian bilang ini tanah kaya, tapi kami miskin dan tersingkir,” ujar seorang tetua adat Dayak.

Sementara kontrak-kontrak ditandatangani di ruang AC bertingkat, suara rakyat lokal tak pernah masuk dalam daftar klausul.

Sering kali, yang disebut sebagai “daerah kaya sumber daya” adalah tempat di mana penduduknya tidak punya daya.

Baca Juga: Sebulan Menuju Kemenangan Prabowo-Gibran Terbuka Lebar, Inilah Analisis Denny JA   

-000-

Fakta tak bisa disangkal: pembakaran bahan bakar fosil adalah penyebab utama pemanasan global. 

Laporan IPCC secara eksplisit menyatakan bahwa untuk menjaga suhu bumi di bawah 1,5°C, dunia harus segera menghentikan eksplorasi baru.

Baca Juga: Seberapa Besar Efek Elektoral dari Aksi Protes di Kampus Terhadap Calon Presiden? Inilah Analisis Denny JA

Namun, 100 perusahaan bertanggung jawab atas 71% emisi karbon global. Dan banyak dari mereka justru terus menggali, terus menjual, dan terus memproduksi. Karena keuntungan lebih cepat datang daripada kesadaran.

Kebakaran hutan di Australia, banjir ekstrem di Pakistan, gelombang panas di Eropa, dan krisis pangan di Afrika Timur—semua adalah bayangan dari api yang kita nyalakan.

Peradaban ini dibangun di atas bara yang kita sangka cahaya.

Baca Juga: Akankah Pilpres 2024 Berlangsung Satu Putaran? Inilah Analisis Denny JA

Dalam ekonomi klasik, ada istilah yang jarang dibahas di halaman depan: eksternalitas negatif. 

Halaman:

Berita Terkait