Catatan Denny JA: Pertamina, dari Sumur Minyak Rakyat ke Rantai Global
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 07 Juli 2025 18:41 WIB

Ia dikenal efisien, fokus pada green transition, tapi tetap harus berjibaku dengan isu politik harga BBM, mafia solar, dan distribusi subsidi.
Pertamina adalah perusahaan yang beroperasi di tiga dimensi waktu: masa lalu yang penuh beban sejarah, masa kini yang rumit oleh birokrasi, dan masa depan yang diintip oleh pasar energi hijau.
-000-
Baca Juga: Catatan Denny JA: Perbanyak Sastra di Ruang Publik
Yang membuat Pertamina unik bukan hanya karena ia besar—tetapi karena ia berada di titik simpang antara:
• Ideal kemerdekaan energi,
• Kepentingan rakyat banyak, dan
Baca Juga: Catatan Denny JA: Prabowo Subianto Sangat Populer, Tapi Publik Mulai Cemas Tentang Ekonomi
• Nafsu elite kekuasaan dan bisnis.
Dari Cepu hingga Blok Rokan, dari proyek kilang di Tuban hingga ambisi green refinery, Pertamina kerap menjadi arena tarik-menarik: antara politik dan profesionalisme, antara kebijakan populis dan efisiensi pasar, antara subsidi dan keberlanjutan.
Pertamina adalah cermin. Di dalamnya terpantul impian dan kegagalan bangsa.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Dilema Batin Petugas Perbatasan dan Luka Sosial Lainnya
Ia lahir dari keyakinan bahwa energi harus dimiliki rakyat, tapi ia tumbuh dalam sistem yang sering menukar rakyat dengan elite.