DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Pertamina, dari Sumur Minyak Rakyat ke Rantai Global

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Ia dikenal efisien, fokus pada green transition, tapi tetap harus berjibaku dengan isu politik harga BBM, mafia solar, dan distribusi subsidi.

Pertamina adalah perusahaan yang beroperasi di tiga dimensi waktu: masa lalu yang penuh beban sejarah, masa kini yang rumit oleh birokrasi, dan masa depan yang diintip oleh pasar energi hijau.

-000-

Baca Juga: Catatan Denny JA: Perbanyak Sastra di Ruang Publik

Yang membuat Pertamina unik bukan hanya karena ia besar—tetapi karena ia berada di titik simpang antara:

• Ideal kemerdekaan energi,

• Kepentingan rakyat banyak, dan

Baca Juga: Catatan Denny JA: Prabowo Subianto Sangat Populer, Tapi Publik Mulai Cemas Tentang Ekonomi

• Nafsu elite kekuasaan dan bisnis.

Dari Cepu hingga Blok Rokan, dari proyek kilang di Tuban hingga ambisi green refinery, Pertamina kerap menjadi arena tarik-menarik: antara politik dan profesionalisme, antara kebijakan populis dan efisiensi pasar, antara subsidi dan keberlanjutan.

Pertamina adalah cermin. Di dalamnya terpantul impian dan kegagalan bangsa.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Dilema Batin Petugas Perbatasan dan Luka Sosial Lainnya

Ia lahir dari keyakinan bahwa energi harus dimiliki rakyat, tapi ia tumbuh dalam sistem yang sering menukar rakyat dengan elite. 

Halaman:

Berita Terkait