Catatan Denny JA: Pertamina, dari Sumur Minyak Rakyat ke Rantai Global
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 07 Juli 2025 18:41 WIB

Namun pada 1975, dunia diguncang: Pertamina bangkrut.
Utang senilai US$10,5 miliar menyeretnya ke jurang.
Skandal ini adalah yang terbesar dalam sejarah ekonomi Indonesia saat itu. Bahkan pemerintah harus turun tangan: Ibnu Sutowo dicopot. Struktur organisasi dibongkar habis-habisan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Perbanyak Sastra di Ruang Publik
Banyak proyek mewah mangkrak. Ada pelabuhan tanpa kapal, hotel tanpa tamu, pesawat yang tak terbang.
Apa yang terjadi?
Nasionalisme berubah jadi nepotisme. Minyak bukan lagi alat kedaulatan, tapi menjadi canduan kekuasaan.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Prabowo Subianto Sangat Populer, Tapi Publik Mulai Cemas Tentang Ekonomi
Krisis 1997—krisis moneter yang melumpuhkan Asia—sekali lagi membuka luka lama. Salah satu syarat bailout dari IMF adalah reformasi BUMN energi.
Maka pada 2003, Pertamina diubah dari Perum (Perusahaan Umum) menjadi Persero (Perusahaan Terbatas).
Artinya?
Baca Juga: Catatan Denny JA: Dilema Batin Petugas Perbatasan dan Luka Sosial Lainnya
Pertamina kini bukan hanya milik negara—tapi juga harus profitable, efisien, dan transparan seperti perusahaan terbuka.