DECEMBER 9, 2022
Kolom

Catatan Denny JA: Pertamina, dari Sumur Minyak Rakyat ke Rantai Global

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Sejarah Pertamina tidak bisa dimulai tanpa menyebut satu nama: Ibnu Sutowo.Di tahun 1957, ketika Indonesia masih terhuyung mencari bentuk pasca-kemerdekaan, Ibnu mendirikan Permina (Perusahaan Minyak Nasional). 

Ia bukan sekadar jenderal, tapi visioner. Ia percaya: jika Indonesia ingin berdaulat, maka ia harus menguasai energinya sendiri.

“Oil is power,” begitu keyakinannya. Di tangannya, Permina berkembang menjadi Pertamina setelah merger dengan Permigan (1968). 

Baca Juga: Catatan Denny JA: Perbanyak Sastra di Ruang Publik

Dan di masa itu, Pertamina bukan hanya perusahaan. Ia menjadi negara dalam negara:

• Mempunyai pesawat eksekutif sendiri.

• Mendirikan rumah sakit, sekolah, bahkan jaringan intelejennya.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Prabowo Subianto Sangat Populer, Tapi Publik Mulai Cemas Tentang Ekonomi

• Memberi gaji yang lebih besar dari kementerian.

• Menjadi sponsor utama proyek-proyek negara.

Tapi ketika kekuasaan terlalu terpusat, idealisme pun bisa mengeras jadi kroniisme.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Dilema Batin Petugas Perbatasan dan Luka Sosial Lainnya

Tahun 1970-an adalah masa puncak kejayaan Pertamina. Harga minyak melonjak akibat embargo OPEC. Pendapatan mengalir deras. Indonesia pun bermimpi menjadi raja minyak Asia.

Halaman:

Berita Terkait