Catatan Denny JA: Merekam Sejarah yang Luka Dalam Sastra
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 30 Juni 2025 08:31 WIB

Mereka bukan bayangan
yang harus ditembak;
mereka pria yang juga rindu rumah.
Sesuatu bergerak dalam diriku,
lebih berat dari ransel,
lebih dalam dari luka tembak.
Tanah di antara kami adalah kuburan terbuka,
tempat harapan lenyap,
lebih cepat daripada peluru.
Baca Juga: Analisis Ekonomi: Penurunan Peringkat Kredit AS Tambah Tekanan pada Ekonomi
Namun malam itu, seseorang melangkah.
Aku tidak tahu siapa yang pertama kali keluar.
Mungkin dia dari pihak kami, mungkin dari pihak mereka.
Tapi yang pasti, aku menyusul.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Jika Sebuah Nada Diberi Hak
Tanpa helm, tanpa senjata,
hanya dengan hati yang berdebar,
dan tangan yang rindu menjabat tangan lain,
bukan untuk bertarung, tetapi untuk mengenal.
Kami berdiri, berhadapan,
tanpa tembok, tanpa parit.
Seorang pemuda Inggris menyodorkan rokok,
aku memberikan sepotong cokelat,
yang tersisa di saku.
Dan entah bagaimana, kami tertawa.
Sungguh-sungguh tertawa.