DECEMBER 9, 2022
Buku

Catatan Denny JA: Merekam Sejarah yang Luka Dalam Sastra

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Di papan itu menempel sisa harapan yang ditelan samudra.

Tanah melahirkan kita, laut menghapus kita.

Sejarah mencatat pemenang, tapi lupa menulis nama yang karam. Dan lebih dari itu, sastra memberi ruang bagi refleksi.

Baca Juga: Analisis Ekonomi: Penurunan Peringkat Kredit AS Tambah Tekanan pada Ekonomi

Sejarah sering diajarkan sebagai deretan peristiwa, tetapi puisi membuat kita bertanya: Bagaimana rasanya berada di sana?

Dalam Surat yang Tertunda Ketika Bom Hiroshima, sebuah janji sederhana berubah menjadi nisan yang tak berbentuk:

*“Di sebuah museum sepi di Hiroshima,
seorang wanita tua berdiri di depan kotak kaca. (3)

Baca Juga: Catatan Denny JA: Jika Sebuah Nada Diberi Hak

Jari-jarinya gemetar menyentuh permukaan,
seolah ingin menembus batas waktu.
Di dalamnya, secarik surat terbakar sejarah.

Surat dari suami tercinta,
puluhan tahun lalu,
tak sempat terkirim,
ditemukan di antara abu, disimpan di museum.

Tinta yang tersisa masih bisa terbaca:

Baca Juga: Catatan Denny JA: Royalti Lagu Era Artificial Intelligence, Siapa Pemilik Jika Algoritma yang Mencipta?

“Aku akan pulang sebelum senja.”*

Halaman:

Berita Terkait