Catatan Denny JA: Merekam Sejarah yang Luka Dalam Sastra
- Penulis : Krista Riyanto
- Senin, 30 Juni 2025 08:31 WIB

Kanan: hidup.
Kiri: mati.
Aku melihat truk berlalu,
penuh bayi-bayi menangis.
Aku tak sempat bertanya ke mana mereka pergi,
karena udara mulai berbau bara.”*
Sejarah menjadi dekat, menyelinap ke dalam batin kita. Sastra juga menyelamatkan kisah-kisah yang nyaris lenyap.
Baca Juga: Analisis Ekonomi: Penurunan Peringkat Kredit AS Tambah Tekanan pada Ekonomi
Kita tahu tentang Perang Vietnam, tetapi seberapa sering kita mendengar suara mereka yang melarikan diri? (2)
Dalam kisah manusia kapal pengungsi yang lari dari Vietnam Melawan Ombak atau Mati, seorang ayah menggendong anaknya di atas perahu yang hampir tenggelam.
Ia menghadapi pilihan yang tak mungkin:
Baca Juga: Catatan Denny JA: Jika Sebuah Nada Diberi Hak
*“Pejamkan mata, Mai… jangan lihat laut yang menelan.
Bayangkan kita di tanah lain, di bawah langit yang ramah.”
“Di sana, bunga liar tak berhenti bergoyang.
Kau tertawa, kau berlari, tanpa takut, tanpa menangis.”*
Di suatu pagi, di tempat lain, seorang awak kapal melihat perahu kosong.
Tak ada yang tahu siapa mereka, dari mana mereka datang.
Lautan menyimpan mereka, tanpa nama, tanpa tanda.