DECEMBER 9, 2022
Puisi

Cerpen Rusmin Sopian: Ketika Markudut Menunggu Ajal Menjemput

image
Ilustrasi malaikat maut (Foto: MEDIUM)

"Lantas, apalagi yang engkau kerjakan selama hidupmu?"

"Aku selalu berpuasa pada bulan Ramadan. Dan membayar zakat."

"Cuma itu?"

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Pil Terakhir 

"Aku selalu berusaha untuk berbuat baik kepada sesama. Saling tolong menolong. Membantu sesama umat manusia. Mengasihi kaum miskin. Menyantuni anak yatim piatu dengan ikhlas. Dan aku tidak pernah mengobral kebaikanku kepada publik sebagai pencitraan diri. Aku memegang prinsip, bahwa tangan kanan memberi, tangan kiri tidak perlu tahu. Dan aku tidak pernah korupsi saat aku memiliki jabatan tinggi."

"Cuma itu bekalmu untuk menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa dan Sang Pencipta Bumi dan langit ini?"

"Aku tidak pernah menceritakan kejelekan sesama manusia. Aku tidak pernah mengumbar aib sesama. Tanyakan kepada mulutku."

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Matinya Tukang Kritik 

Lelaki itu terbangun dari tidur malamnya. Jam dinding yang ada di kamarnya menunjukan angka 4.30.  "Sudah subuh," desisnya dalam hati. 

Dalam hitungan detik, terdengar suara azan dari masjid dekat rumahnya. Merdu sekali.

Bergegas, lelaki itu meninggalkan rumahnya menuju masjid dengan diiringi suara azan yang amat indah. Mensakralkan bumi. Mereligiuskan alam semesta. 

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Sujud Terakhir Sang Jagoan

Lelaki itu bersujud dan bersujud. Dan itulah sujud terakhirnya. Ya, sujud terakhirnya sebagai manusia.

Halaman:
Sumber: Rusmin Sopian

Berita Terkait