DECEMBER 9, 2022
Puisi

Cerpen Rusmin Sopian: Pil Terakhir 

image
Ilustrasi perempuan yang mau dihukum mati (Foto: Satrio)

ORBITINDONESIA.COM - Cahaya rembulan malam makin menua. Kerlap kerlip bintang masih benderang. Dengus anjing hutan liar masih mendengus mencari mangsa. Jam di dinding terus berdentang.

Di sebuah ruangan isolasi berukuran 3x4, suara zikir terus bergema dan bergema. Sakralkan alam raya. Langit semakin kuyu dan pucat. 

Wanita muda itu masih terus membaca ayat-ayat suci. Wajahnya tenang. Setenang gelombang di lautan yang menantang para nelayan mencari ikan.

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Ada Cerita Palsu dari Mulut Palsu Penutur Palsu

Malam ini, dia akan menjalani eksekusi mati. Sudah berapa tahun, perempuan muda itu menghuni Lembaga Pemasyarakatan atas kesalahannya sebagai pengedar pil terlarang.

Sementara, di luar gedung Lembaga Pemasyarakatan yang sarat pengamanan super ekstra, puluhan personil berpakaian lengkap telah tiba. Siap menunggu perintah dengan senjata yang telah terkokang. 

Sementara para awak media pun tak kalah sigapnya dengan segala peralatannya untuk mendapatkan momentum yang sangat berharga malam itu.

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Kisah dari Koran Bekas 

Suara derap langkah kaki petugas Lembaga pemasyarakatan yang  ditemani petugas berpakaian lengkap dan rohaniawan terdengar di keheningan malam. Membelah kesunyian. Menembus kamar-kamar di  lembaga pemasyarakatan. 

Derap suara langkah kaki para petugas itu tak menyurutkan wanita muda itu untuk terus membaca ayat-ayat suci. Suaranya amat merdu. Mensakralkan alam. Mereligiuskan semesta.

Dan derap langkah kaki para petugas itu pun terhenti, di sebuah kamar yang dihuni wanita muda itu, saat jam didinding menunjukan pukul 00.00.

Baca Juga: Cerpen Rusmin Sopian: Robohnya Rumah Pejuang

Ketukan petugas LP di pintu kamar memberi tanda kepada wanita muda itu yang masih untuk menyelesaikan ayat terakhirnya.

Halaman:

Berita Terkait