
Dunia masa depan butuh lebih dari sekadar kecerdasan buatan. Ia butuh manusia yang tetap utuh, rasional sekaligus emosional.
Sastra menjaga kita agar tidak kehilangan arah dan nurani. Ia mengingatkan bahwa hidup bukan sekadar pencapaian, tapi juga penghayatan.
Dalam lanskap sastra modern Indonesia, hadir Denny JA dengan terobosannya. Ia melahirkan Puisi Esai, genre baru yang memadukan fakta dan rasa.
Puisi Esai kini telah menjelajah ke manca negara. Sebuah bukti bahwa sastra Indonesia tak hanya hidup, tapi mendunia.
Melalui puisi esai, Denny JA mengajak kita berpikir reflektif sekaligus faktual. Sastra pun menjadi alat perjuangan dan perubahan yang transformatif.
Membaca puisi, mendengar cerita, dan menulis esai bukan kemunduran. Itu adalah bentuk perlawanan halus terhadap dunia yang semakin kaku.
Mari, kita rangkul kembali sastra di tengah riuh kehidupan modern. Agar dunia tak hanya berkembang, tapi juga menjadi lebih berperasaan.
Sastra adalah nafas panjang kemanusiaan yang tak boleh terputus. Dalam sunyi kata, kita menemukan gema jiwa dan arah hidup.
*Gunawan Trihantoro, Ketua Satupena Kabupaten Blora dan Sekretaris Komunitas Puisi Esai Jawa Tengah. ***