Satrio Arismunandar: Karya Sastra yang Terinspirasi Religiositas Membuka Ruang untuk Pengalaman Transendental
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Kamis, 13 Maret 2025 00:01 WIB

ORBITINDONESIA.COM – Karya-karya sastra yang terinspirasi oleh religiositas sering kali membuka ruang untuk pengalaman transendental, yang mendorong pembaca untuk melampaui batas-batas logika dan rasionalitas. Hal itu dikatakan Sekjen SATUPENA, Satrio Arismunandar.
Satrio Arismunandar menanggapi tema webinar Seni dan Religiositas yang akan berlangsung di Jakarta, Kamis malam, 13 Maret 2025, pukul 19.00-21.00 WIB. Acara ini akan dipandu oleh dua penulis Satupena: Anick HT dan Amelia Fitriani.
Satrio Arismunandar mengungkapkan, karya yang terinspirasi religiositas ini menciptakan dimensi baru dalam sastra, di mana pengalaman spiritual dan keajaiban alam semesta dirayakan melalui kata-kata.
Satrio mengakui, seni dan religiositas memiliki hubungan yang sangat erat dan saling memengaruhi, terutama dalam ranah sastra. Banyak penulis menemukan inspirasi dan kerangka pemikiran dalam keyakinan religius yang mereka anut.
“Sehingga karya tulis mereka tidak hanya mencerminkan estetika seni, tetapi juga nilai-nilai spiritual dan pertanyaan eksistensial,” ujar Satrio.
Satrio menuturkan, banyak penulis menggunakan tema religius sebagai sumber inspirasi. Nilai-nilai spiritual, mitos, dan cerita keagamaan sering dijadikan simbol atau metafora untuk menggambarkan konflik batin, pencarian makna, atau transformasi pribadi.
Baca Juga: Puisi Esai Mini Satrio Arismunandar: Kisah Yasir, Yasmin dan Dua Akta Kelahiran
Misalnya, puisi sufi seperti karya Rumi mengangkat tema cinta ilahi dan perjalanan spiritual yang mendalam. Sedangkan penulis Barat seperti Dante menggunakan perjalanan ke neraka, purgatorium, dan surga untuk menggambarkan perjalanan jiwa manusia.
“Religiositas sering membantu penulis dalam mengeksplorasi pertanyaan tentang makna hidup, penderitaan, dan keadilan,” ujar Satrio.
“Dengan memasukkan elemen keagamaan ke dalam karya seni, penulis mampu menyalurkan pencarian identitas dan eksistensi mereka, sekaligus mengajak pembaca merenungkan aspek spiritual dalam kehidupan sehari-hari,” lanjutnya.
Dalam banyak kasus, ungkap Satrio, karya sastra yang dipengaruhi oleh religiositas tidak hanya berfokus pada keindahan artistik, tetapi juga mengandung kritik sosial dan refleksi moral.