DECEMBER 9, 2022
Puisi

Puisi Esai Denny JA: Berapa Banyak Lagi Kematian yang Kau Tunggu?

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Puisi Esai untuk Pemimpin Dunia

ORBITINDONESIA.COM - Juni 2025. Dunia dipenuhi kebencian: perang Israel–Iran, derita Jalur Gaza, invasi Rusia–Ukraina, dan meluasnya dendam antarbangsa.

Berapa banyak lagi kematian yang kau tunggu,
hingga lidahmu, yang selama ini kelu,
akhirnya berkata: cukup sudah.

Cukup darah.
Cukup peluru.
Cukup tanah yang memeluk tubuh tak bernyawa.

Berapa banyak lagi anak-anak
yang harus menggigil di bawah puing,
hingga kau bersuara:
Jangan lanjutkan lagi kebencian ini.

Dengarlah,
anak-anak itu memanggil ibu yang terbunuh di depan mata.
Mereka ketakutan sepanjang malam, 
dan bertanya:
mengapa langit sendiri pun memusuhi kami?

Berapa banyak lagi suara derita
yang harus menembus dinding kantormu,
hingga kau sadar dan berani berkata:
kegilaan ini harus dihentikan.

Lihatlah mereka—
tercekik di bawah runtuhan masjid dan gereja,
berulang menyebut nama Tuhan,
namun hanya bom yang menjawab doa.

Berapa banyak lagi tangis yang dibungkam
oleh sirine dan pidato resmi,
hingga kau akhirnya terjaga,
dan melangkah?

Berapa banyak luka yang masih kau butuhkan,
untuk tahu:
dendam bukan rumah kita.
Berebut tanah bukan alasan
untuk mengubur cinta.

Bukankah kau juga manusia,
yang tahu rasanya kehilangan?
Pernahkah kau mengecup kening anakmu
dan berharap ia tidur dalam damai—
bukan dalam debu?

Berapa banyak lagi yang harus menutup mata,
agar kau membuka matamu?

Berapa banyak lagi dunia harus mengubur pagi,
hanya karena malam kebencianmu
tak kunjung pergi?

Lihatlah:
tak ada pemenang dalam perang panjang.
Hanya generasi yang mewarisi trauma,
dan puing-puing doa
yang tak sempat dikabulkan.

Berapa banyak perbedaan
yang harus kau alami,
sebelum kau sadar:
kita semua lahir dari rahim yang sama,
dan akan kembali ke bumi yang satu?

Berapa banyak lagi kematian yang kau tunggu,
agar kau berdiri—
bukan hanya sebagai negara,
tapi sebagai nurani yang masih hidup?

Janganlah diam menjadi agamamu.
Janganlah bendera menjadi kiblatmu.
Janganlah dendam menjadi kitabmu.

Karena dunia ini telah cukup merah.
Dan peradaban ini
sudah terlalu lama menangis.

Berapa banyak lagi kematian yang kau tunggu,
agar kau rela hidup damai,
di samping tetanggamu yang berbeda?*

Jakarta, 19 Juni 2025

CATATAN

(1) Pada Juni 2025, perang Israel–Iran dipenuhi seruan saling membunuh pemimpin tertinggi negara masing-masing.
Netanyahu mengatakan, pembunuhan terhadap pemimpin Iran akan menghentikan konflik.
Lihat: AP News

-000-

Aneka puisi esai dan ratusan  esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa dilihat di FaceBook Denny JA’s World

https://www.facebook.com/share/19LYCCQj8p/?mibextid=wwXIfr

Halaman:

Berita Terkait