DECEMBER 9, 2022
Puisi

Esai Emi Suy: Di Ruang Sekecil Itu, Dunia Bisa Diam

image
(OrbitIndonesia/kiriman)

Melalui pameran ini, kita melihat seni bukan sebagai ekspresi spektakuler, melainkan sebagai laku. Laku untuk percaya bahwa yang kecil tak berarti remeh. Bahwa kesederhanaan tak meniadakan kedalaman. Laku untuk hadir secara utuh, tanpa harus membesar-besarkan diri.

Dalam ruang sekecil itu, waktu bisa dilipat, kenangan bisa diam di tempatnya, dan sesuatu yang tak selesai bisa tetap hidup tanpa harus dijelaskan.

Di ruang sekecil itu,
waktu dilipat
seperti baju anak-anak
yang tak sempat tumbuh dewasa.

Baca Juga: Catatan Denny JA: Mereka Menemukan Cinta dan Menikah dalam Komunitas Puisi Esai

Namun yang paling menggugah dari semua ini: tidak ada transaksi. Tak ada karya yang dijual. Tak ada dinding yang berubah menjadi etalase. Semua yang hadir—perupa, panitia, pengunjung—seolah saling menjaga satu sama lain dalam semangat yang sederhana tapi langka: merayakan seni sebagai ruang persaudaraan, bukan arena persaingan.

Di tengah dunia seni yang kian terjebak dalam mekanisme pasar dan kapital, ruang ini terasa sebagai jeda. Tempat bernapas.

Saya menyaksikan kerja-kerja diam dari para penjaga peristiwa ini. Mereka yang tak selalu tampak di depan, tapi justru menopang segalanya dari balik layar. Ada MS. Untung yang sabar menampung ratusan nama perupa, satu demi satu.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA Menyambut Waisak: Bunga Meditasi untuk Tina Turner

Ada Rindy Atmoko yang menata alur dengan keheningan yang rapi.

Ada Dicky Perdana yang menyampaikan suara-suara kecil dari berbagai negeri, menjahit koneksi lintas batas. Semua bekerja tanpa sorotan. Seperti tubuh yang bergerak tanpa perlu diperintah.

Mereka bilang: “kecil itu keren”
tapi kami tahu,
kecil itu ruang paling jujur—
karena dunia tak sempat ikut campur.

Baca Juga: Lomba Menulis Puisi Esai Antarbangsa Bertema Cinta dan Kemanusiaan Global

Pameran ini seperti jendela kecil ke dunia yang dipelankan. Dunia yang tidak tergesa-gesa menuntut perhatian, tapi membiarkan dirinya ditemukan. Dan justru karena itulah, karya-karya ini menggugah.

Halaman:

Berita Terkait