DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Penyair Indonesia Membaca Gaza: Pertemuan Perdana WPM Indonesia, Suara Kemanusiaan yang Bergema dari TIM

image
Ilustrasi Gaza (Foto: Satrio)

ORBITINDONESIA.COM – Sebanyak 25 penyair Indonesia berkumpul di lantai 6 Ruang Berkarya, Perpustakaan Jakarta PDS HB Jassin, Taman Ismail Marzuki (TIM), dalam acara bertajuk "Penyair Indonesia Membaca Gaza: Love and Save Gaza". 

Kegiatan ini menjadi momen bersejarah, sebagai pertemuan pertama para penyair Indonesia dalam wadah World Poetry Movement (WPM) Indonesia, yang baru saja terbentuk setelah melalui pertemuan daring pada 20 Mei 2025, yang saat itu secara aklamasi menunjuk Sastri Bakry sebagai Ketua WPM Indonesia.

WPM sendiri merupakan Gerakan Penyair Dunia yang didirikan pada 2012 oleh Fernando Rendón, penyair ternama asal Kolombia. Rendón, yang juga dikenal sebagai pendiri dan Presiden Festival Puisi Internasional Medellín—salah satu festival puisi terbesar di dunia—menginisiasi WPM sebagai ruang untuk mempromosikan puisi sebagai bentuk komunikasi dan ekspresi kemanusiaan. 

Baca Juga: SATUPENA Akan Diskusikan Rekam Jejak, Karya dan Kehidupan Penyair Besar Sitor Situmorang, Kamis Malam Ini

WPM melihat puisi sebagai alat penting untuk perubahan sosial dan kultural, menjembatani suara-suara dari berbagai penjuru dunia.

Kehadiran WPM di Indonesia bermula dari penghargaan yang diberikan kepada Sastri Bakry oleh WPM internasional atas kiprahnya dalam dunia sastra. Sastri kemudian diminta untuk mengembangkan WPM di Indonesia, menjembatani penyair tanah air dengan gerakan puisi global.

Dalam kegiatan tersebut, para penyair yang hadir antara lain Nuyang Jaimee, Fanny J Poyk, Dikdik Sadikin, Jack Al Ghazali, Romy Sastra, Pudji Isdriani, Arie Toskir, Kemalsyah, Nunung, Karenina, Swary Utami Dewi dan banyak lagi, tampil membacakan puisi dengan tema "Love and Save Gaza". Tema ini mencerminkan kepedulian terhadap tragedi kemanusiaan yang terjadi di Palestina, meski Sastri menegaskan bahwa WPM Indonesia tidak hanya berfokus pada isu Gaza.

Baca Juga: Buku Penyair Indonesia dan India Diluncurkan di Acara the World Thinkers and Writers Peace Meet di Kolkata

“Genosida di Palestina adalah salah satu perhatian penting, tetapi WPM Indonesia berdiri untuk menyuarakan agenda kemanusiaan dalam spektrum yang lebih luas,” ujar Sastri. 

Lebih jauh, ia menegaskan komitmennya untuk menghubungkan suara-suara penyair di seluruh Indonesia agar dapat bergema di kancah internasional.

“Melalui WPM, kita berharap suara penyair Indonesia bisa menjadi bagian dari gelombang puisi dunia yang menggugah kesadaran kemanusiaan,” ungkapnya.

Baca Juga: Yoel Chaidir, Penyair Asal Kota Toboali Luncurkan Buku Pantun Berjudul "Pantun Diri"

Ada pun Nuyang Jaimee, sebagai salah satu yang ditunjuk sebagai pengurus WPM Indonesia mengatakan bahwa setidaknya WPM  Indonesia dapat menyelenggarakan kegiatan tingkat nasional minimal satu kali dalam setahun, dan semangat ini harus terus dikobarkan tidak hangat hangat tahi ayam. Ada pun mengenai kepengurusan WPM Indonesia yang final akan dibicarakan dan dirumuskan kembali .

Halaman:

Berita Terkait