“Ini mengaburkan apa yang sebenarnya dibutuhkan saat ini: pembukaan semua jalur masuk ke Gaza, terciptanya lingkungan yang aman di dalam wilayah itu, serta percepatan pengiriman dan persetujuan akhir untuk bantuan darurat yang sudah menumpuk di perbatasan,” ujar juru bicara OCHA, Jens Laerke, kepada wartawan di Jenewa.

Pernyataan Laerke merespons pertanyaan tentang apakah PBB telah melihat bukti nyata distribusi bantuan oleh GHF -- lembaga yang pada Senin lalu mengeklaim telah memulai penyaluran makanan di Gaza.

Keterlibatan GHF dalam mekanisme bantuan yang dikendalikan Israel menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku kemanusiaan, yang menyatakan bahwa bantuan yang efektif hanya dapat tercapai melalui akses besar-besaran dan berkelanjutan.

Baca Juga: Israel Bunuh 11 Anak Dalam 48 Jam Terakhir, Termasuk 9 Anak Dokter Gaza

Kelompok bantuan kemanusiaan terus menyerukan pembukaan kembali jalur penting seperti Rafah dan Kerem Shalom, serta perlindungan bagi para pekerja kemanusiaan yang beroperasi di dalam Gaza.***