Perdagangan China-AS Kembali Bangkit di Tengah Visi Bersama yang Saling Menguntungkan
- Penulis : Abriyanto
- Rabu, 28 Mei 2025 03:40 WIB

ORBITINDONESIA.COM -- Di Pelabuhan Yantian di Shenzhen, China selatan, suara Lin Risheng kerap menjadi serak setelah berjam-jam mengoordinasikan jalannya operasional. Tak jarang, dua baterai di walkie-talkie-nya habis sebelum hari berakhir.
Pelabuhan yang ramai ini menangani lebih dari seperempat total ekspor China ke Amerika Serikat (AS) dan kini mengirimkan rata-rata enam kapal kargo tujuan AS setiap harinya. Kesibukan Lin mencerminkan kebangkitan arus perdagangan di kedua sisi Pasifik.
Perdagangan antara China dan AS mengalami kebangkitan yang kuat karena pengurangan tarif memicu kembalinya arus perdagangan lintas Pasifik. Situasi ini membawa manfaat yang saling menguntungkan bagi kedua negara.
Baca Juga: China dan Amerika Serikat Akan Mulai Negosiasi Tarif di Swiss
Menyusul perilisan pernyataan bersama tentang Pertemuan Ekonomi dan Perdagangan China-AS di Jenewa pada 12 Mei dan implementasi pengurangan tarif timbal balik pada 14 Mei, kalangan eksportir China mencatatkan lonjakan pesanan dari AS. Ini menunjukkan respons pasar yang cepat dan aktif terhadap konsensus bilateral tersebut.
Hanya dua jam setelah pernyataan bersama tersebut dirilis, Shenzhen Sky Dragon Audio-Video Technology Co., Ltd. menerima beberapa email mendesak dari klien-klien AS yang meminta pengiriman dipercepat.
"Mitra kami, termasuk perantara dan peritel akhir AS, merayakan pemangkasan tarif ini," kata Xiang Congli dari departemen penjualan perusahaan itu.
Baca Juga: AS Mungkin Akan Mengurangi Tarif Impor Terhadap China Hingga Mencapai 50-54 Persen
Kalangan bisnis di kedua sisi Pasifik melanjutkan aktivitas perdagangan yang sempat terhenti karena tarif yang terlalu tinggi. Perusahaan-perusahaan AS mulai menambah stok, sementara perusahaan ekspor China kembali melanjutkan produksi barang-barang yang ditujukan untuk pasar AS.
Di balik hiruk-pikuk ini, banyak pihak di sektor bisnis dari kedua belah pihak memandangnya sebagai harapan bersama akan kerja sama yang saling bermanfaat.
Setelah AS mengumumkan kenaikan tarif pada awal April, banyak perusahaan AS yang tidak membatalkan pesanan, melainkan menunda proses perdagangan. "Setelah China dan AS sepakat menurunkan tarif, kami baru saja merilis serangkaian pesanan pembelian untuk pemasok China kami," kata Tom Simon, kepala desain dan pengembangan produk di Juniper Design Group Inc.
Baca Juga: Tarif AS-China Turun Tajam, Apa Artinya untuk Ekonomi Dunia?
Kepercayaan yang pulih ini dirasakan juga oleh para produsen di seluruh China. Di daerah pedalaman China utara, Shanxi Dahua Glass Industrial Co., Ltd., yang mengekspor sekitar 40 persen produksi tahunannya ke AS, kembali memproduksi nampan roti kaca untuk Macy's, jaringan toko serba ada terkemuka di AS.
"Kami sempat berhenti dan memulai kembali (produksi) karena perubahan tarif. Rasanya seperti naik roller-coaster," kata Liang Wensheng, wakil manajer umum perusahaan tersebut.
Di satu sisi, pabrik-pabrik di China sedang berusaha untuk menyelesaikan pesanan yang tertunda dan menggerakkan stok. Di sisi lain, pembeli AS terus menerus melakukan pemesanan baru untuk mengantisipasi musim belanja kembali ke sekolah dan liburan di paruh kedua (H2) tahun ini.
Baca Juga: South Centre Desak Negara-Negara Berkembang Bersatu Lawan Penyalahgunaan Tarif AS
Hu Ran, pendiri perusahaan lampu dan penerangan yang berbasis di Seattle, yang produknya didesain di AS dan diproduksi di China, mengatakan bahwa perusahaannya bergegas mengimpor lebih banyak barang dari China.
Lonjakan pesanan telah merevitalisasi jaringan logistik antara kedua perekonomian besar ini. Menurut penyedia perangkat lunak pelacakan kontainer Vizion, pemesanan kontainer dari China ke AS meroket hampir 300 persen tak lama setelah penurunan tarif diberlakukan.
Sebelum tarif diturunkan, beberapa rute pelayaran China-AS ditangguhkan atau dialihkan ke Amerika Selatan atau Eropa. Belum lama ini pemesanan dilanjutkan, dengan perusahaan pelayaran menerapkan kembali rute sebelumnya dan mengerahkan kapal tambahan untuk memenuhi lonjakan permintaan.
Baca Juga: Uni Eropa Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Akibat Kenaikan Tarif AS dan Ketidakpastian
Eve Tang, pemilik bisnis angkutan truk di Los Angeles, mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, karena eksportir China secara bertahap melanjutkan pengiriman ke AS, pasar transportasi darat AS juga kembali menggeliat.
"Kami memperkirakan rebound ini akan berlangsung selama satu atau dua pekan, atau bahkan lebih lama lagi, meskipun ketidakpastian untuk masa depan masih ada," kata Tang.
Di luar kebangkitan ekspor yang langsung terasa, semakin banyak perusahaan ekspor China memiliki keyakinan yang sama, yakni kualitas produk yang unggul dan inovasi akan terus menciptakan peluang pasar. Selain itu, fondasi rantai industri dan pasokan yang kuat juga membantu dalam menghadapi lingkungan perdagangan internasional yang kompleks dan dinamis.
Baca Juga: Bursa Eropa Anjlok Usai Trump Ancam Akan Terapkan Tarif 50 Persen terhadap Impor dari Uni Eropa
"Lonjakan volume ekspor saat ini dan respons pasar yang positif jelas menunjukkan fondasi yang kuat dan keunggulan kompetitif yang kuat dari manufaktur China," kata Zhang Guangyang, manajer umum Shenzhen Huitong Tianxia Logistics Co., Ltd.***